Indonesia: Warga Desa mereplikasi pojok remaja MSF
Ini salah satu rutinitas harian kegiatan Pojok Remaja di Posyandu di Desa Tembong, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, Indonesia. Anak-anak dan para remaja di desa-desa ini dapat menghabiskan sore mereka dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan, interaktif, dan edukatif dengan kader kesehatan dan tim MSF. Indonesia, 2021. © MSF
Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Lintas Batas telah menjalankan program kesehatan untuk remaja di Indonesia sejak tahun 2017. Program ini dijalankan di dua kecamatan di Provinsi Banten, Labuan dan Carita. Pada tahun 2019, MSF membuka Pojok Remaja di Labuan – sebuah tempat di mana para remaja dapat datang setelah sekolah dan melakukan berbagai kegiatan seperti menggambar, kerajinan tangan, dan banyak lagi. Tim promosi kesehatan berbagi pesan tentang praktik kebersihan yang baik, makan sehat dan kesehatan seksual dan reproduksi. Tim juga melakukan kegiatan di sekolah dan kelompok masyarakat.
Desa Tembong berjarak sekitar 25 menit berkendara dari kantor MSF di kecamatan Labuan - satu dari 19 desa yang didukung oleh tim MSF di Provinsi Banten. Tidak jauh dari kantor Desa Tembong, Kecamatan Carita, terdapat pendopo yang bagian depannya terlihat ada tempat cuci tangan. Beberapa anak terlihat di halaman gedung. Ada papan bertuliskan 'Posyandu Remaja’ di depan pendopo tersebut.
Namun sore itu saat tim MSF mengunjungi fasilitas tersebut, bukan jadwalnya kegiatan posyandu. Tetapi, anak-anak remaja yang menjalankan pos tersebut bersiap untuk memulai pojok remaja untuk anak-anak dan remaja di Desa Tembong. Mereka berkumpul dan melakukan kegiatan yang menyenangkan serta menerima informasi tentang kesehatan.
Pada tahun 2019, tim MSF membuka pojok remaja di gedung kantornya.
Sayangnya, pada tahun 2020 ini, MSF harus menutup pojok remaja karena pandemi COVID-19. Namun tim tetap melanjutkan kegiatan promosi kesehatan secara online (daring). Kami juga mendukung tenaga kesehatan masyarakat dan para tokoh desa untuk merenovasi fasilitas umum dan menjalankan pusat kesehatan remaja yang diintegrasikan ke dalam program pojok remaja ke dalam fasilitas ini.Jonny, koordinator proyek MSF di Banten
Bagaimana awal mulanya?
Setelah diskusi antara Dinas Kesehatan Kecamatan Carita, Puskesmas Carita, dan MSF, disepakati pembentukan posyandu remaja di tingkat desa. Tim MSF dan Puskesmas mengidentifikasi desa terbaik untuk percontohan program, dan desa Tembong dan Teluk, masing-masing di Carita dan Labuan, terpilih.
Proses dilanjutkan dengan melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan seperti perangkat desa, dinas kesehatan, dinas pendidikan, kantor kecamatan, komunitas pesantren, RT, RW, pemerintahan desa, dan staf Posyandu, serta kader kesehatan.
MSF telah melatih kader muda desa tentang kesehatan, keterampilan berorganisasi, berbicara di depan umum, dan banyak lagi. Para remaja yang lebih tua adalah kader kesehatan posyandu remaja Desa Tembong, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, di Banten. Para remaja yang berkunjung ke pojok tersebut akan mendapatkan beberapa penyuluhan kesehatan dari para kader. Anak-anak tidak hanya bermain dan bersenang-senang di pusat, tetapi mereka juga dididik dan juga dapat berbagi pengetahuan dengan keluarga mereka di rumah. Indonesia, 2021. © MSF
Di Tembong, tim MSF mendekati Adang Kosasih, kepala desa, untuk menawarkan program posyandu remaja yang akan dirintis di desa tersebut. Beliau kemudian tertarik untuk berkolaborasi menjalankan program ini, karena desanya sudah memiliki forum anak-anak dan ingin menambahkan lebih banyak kegiatan untuk anak-anak dan remaja desa ini.
“Kami sudah menjalin kerja sama dengan SD dan Pesantren di desa kami,” kata Adang. “Selain itu, kami mendorong manajemen sekolah untuk memastikan siswanya mengunjungi posyandu yang diadakan sebulan sekali. Sehingga siswa dapat melakukan pemeriksaan kesehatan dasar secara teratur.”
Pojok remaja di lingkungan sekitar
Bagi Tini Pebrianti, kepala bagian pelayanan Desa Tembong, adanya pojok remaja di desanya ini adalah sesuatu yang baik.
“Para remaja bisa menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang positif,” kata Tini. “Mereka tidak terlalu sering bermain ponsel dan tidak perlu bepergian jauh untuk mengakses fasilitas tersebut. Jadi, banyak sekali manfaat dari posyandu dan pojok remaja ini.”
Sepulang sekolah, para remaja dapat melakukan kegiatan di pojok remaja yang dibuka setiap Senin hingga Jumat sore. Mereka bisa melakukan kegiatan seni, menggambar, kaligrafi, dan kerajinan. Yang paling penting, mereka juga belajar tentang kesehatan.
Ahmad Suryadi, salah satu tim Promosi Kesehatan MSF, sedang mengumpulkan karya kaligrafi anak-anak pojok remaja. Tim MSF mendampingi dan memantau pelaksanaan posyandu remaja dan posyandu remaja di kedua desa percontohan, Tembong dan Teluk. Tambahnya salah satu alasan MSF memilih dua desa percontohan adalah karena ada kemauan yang kuat dari kepala desa dan kapasitas desanya. Misalnya Desa Tembong, desa ini sudah memiliki forum anak dan mendapat penghargaan dari pemerintah sebagai desa Keluarga Berencana. Indonesia, 2021. © Sania Elizabeth/MSF
Sementara itu, Uul Mardiyah, salah satu kader karang taruna, mengaku mendapat manfaat sebagai salah satu kader di kegiatan ini. Kami juga melatih para kader yang lebih muda untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dasar, promosi kesehatan, berbicara di depan umum, dan mengajar bahasa Inggris.
“Awalnya saya tidak percaya diri untuk berbicara di depan orang banyak,” kata Uul. “Setelah saya mengikuti pelatihan dan kegiatan MSF di posyandu dan pojok remaja, saya belajar public speaking, dan saya jadi tahu lebih banyak tentang kesehatan.”
Kegiatan pojok remaja di Tembong dimulai pada pertengahan September 2021. Pojok remaja ini telah dikunjungi antara 10 hingga 20 anak per hari, sehingga hingga Oktober 2021 pojok remaja telah menerima sekitar 600 kunjungan. Baik Tini maupun Uul percaya bahwa pojok remaja akan terus berjalan, karena pemerintah desa mendukung pendanaan dengan memasukkannya ke dalam anggaran tahunan desanya.
Meski ada tantangan, seperti tingginya pergantian kader muda saat mereka melanjutkan studi atau bekerja, program ini tetap berjalan. Tetapi pelibatan dan pelatihan kader-kader muda baru secara terus-menerus sangat penting untuk memastikan mereka akan selalu melanjutkan program pojok pemuda untuk kaum muda di lingkungan mereka.
Anak-anak kecil menghabiskan waktunya di pojok remaja Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, Indonesia. Mereka bisa bermain game, membuat seni, mewarnai, menggambar, dan banyak lagi. Indonesia, 2021. © MSF
Rencana ke depan
Pandemi sempat menghambat program, karena orang tidak bisa berkumpul di fasilitas umum. Namun, seiring meredanya gelombang kedua COVID-19, anak-anak dan remaja mulai mengunjungi pojok-pojok remaja dan kembali menikmati keseruan sore mereka di pojok remaja.
Selanjutnya pemerintah desa memberikan fasilitas dengan menggunakan dana desa. Rasa memiliki yang tinggi dari masyarakat dapat membantu program ini terus berlanjut. Pada tahun 2022, MSF akan menyerahkan pojok-pojok remaja di Labuan dan Carita yang saat ini sudah berjalan dengan baik kepada aparat desa. Dan tim akan pindah ke wilayah baru dengan semua pelajaran yang telah dipelajari MSF di dua desa tersebut.