Bincang dengan Kepala Desa Tembong, Carita, Banten
Pada kegiatan posyandu remaja, situasi tersebut dilakukan setiap satu bulan sekali bagi remaja di Desa Tembong, Kecamatan Carita, Kabupaten Pendeglang, Provinsi Banten. Indonesia, 2021. © MSF
Posyandu Remaja (Posrem) di desa Tembong awalnya MSF melakukan asesmen dengan pihak Puskesmas. Tim mendapati keinginan kuat dari kepala desa dan bagaimana kapasitas desa ini sudah memiliki forum anak dan merupakan Desa Keluarga Berencana (KB). Untuk Posrem dimulai dengan diskusi dengan anak-anak. Ditanyakan apakah sesuai dengan kebutuhan anak-anak remaja. Kemudian dibentuk bersama anak-anak. Dari tahapan-tahapan itu dilaksanakan agar kegiatan ini bisa dijalankan dengan baik. Meskipun ada kendala pandemi.
Ikuti perbincangan tim MSF dengan Bapak Adang pada akhir tahun 2021 lalu. Bapak Adang bercerita bagaimana awal mulanya Desa Tembong memiliki Posrem dan Pojok Remaja yang diinisiasi bersama MSF dan tim Puskesmas serta para pihak di wilayah Kecamatan Carita dan Kabupaten Pandeglang.
Berapa lama Bapak menjabat sebagai Kepada Desa Tembong?
Saya bertugas sejak 2015 sampai dengan 2020, tetapi kemudian terpilih kembali.
Bagaimana awalnya mulai berkolaborasi dengan MSF dan Puskesmas Carita?
Awalnya karena program MSF itu kan ke kesehatan remaja, selain sekolah negeri kami juga ada madrasah. Kami terlibat dengan program MSF, tetapi sayangnya ada COVID-19. Dan Puskesmas juga memprogramkan Posyandu Remaja. Kami juga mendukung hal ini karena kami punya gedung lama, untuk kami jadikan posyandu remaja. Bangunan ini dulu dari program Bank Dunia untuk posyandu, tapi sudah lama tidak terpakai.
Bagaimana sih kondisi program posyandu di Desa Tembong sampai saat ini?
Sejak 2015 hingga sekarang, desa kami sudah memiliki 5 posyandu permanen. Kemudian sejak tahun lalu kami juga mulai posyandu remaja, dan sepanjang perjalanannya kami juga mulai membuka pojok remaja juga di posyandu remaja.
Apa lagi yang ingin dilakukan oleh pengurus desa terkait dengan program kesehatan remaja?
Ke depan, kami ingin petugas posyandu remaja ini akan diberikan insentif dan programnya yang dialokasikan dari dana desa. Kami juga ada program Kampung KB, di dalamnya juga termasuk remaja. Kami bekerja sama dengan SD dan MTS, karena kami juga mewajibkan anak-anak untuk datang ke Posyandu Remaja sebulan sekali. Sekarang sudah ada Pojok Remaja, ada kegiatan keseniannya, dan lain-lain, serta juga mulai ke arah kegiatan terkait ekonomi juga (pengolahan bahan baku lokal dan dipasarkan). Selain itu, Forum Anak juga ada di desa ini. Kegiatannya masih kurang banyak, tetapi desa sudah melibatkan anak-anak dalam aktivitas desa.
Bapak Adang Kosasih, S.Pd., Kepala Desa Tembong, berdiri di depan Kantor Desa Tembong. Indonesia, 2021. © MSF
Boleh diceritakan bagaimana program posyandu remaja dimulai?
Awalnya, ketika MSF hadir menawarkan program Posrem, kami juga tertarik karena kami memiliki Forum Anak. Kami juga melihat bagaimana Pantai Pandan yang juga dampingan MSF sudah berjalan seperti sekarang, kami ingin juga bisa seperti itu. Apalagi anak-anak rentan dengan narkoba, dengan adanya kegiatan Posrem, anak-anak bisa lebih terarah dalam berkegiatan dan positif.
Apakah ada tantangan dalam pelaksanaan program ini?
Tantangannya adalah semangat anak-anak dalam berkegiatan. Jadi sebagai aparat pemerintahan desa, kam harus mendukung anak-anak itu agar terus semangat. Saya juga menganjurkan para kepala sekolah agar mewajibkan anak-anak didik mereka untuk terlibat di Posrem/Pojok remaja.
Apa yang sudah baik dan bisa diikuti oleh desa lain?
Di masalah kesehatan, anak-anak menjadi antusias belajar tentang kesehatan dan kegiatan positif lainnya. Kami juga sejak dulu sudah memiliki taman baca, kami pindahkan ke Posrem agar terpusat. Jadi menurut saya ini sudah bagus. Tetapi diperlukan keterlibatan semua. Harus bekerja sama dengan banyak pihak: pihak sekolah dan kader kesehatan Puskesmas. Jadi jika MSF sudah selesai, kami akan tetap terus berjalan.
Apa yang akan ditingkatkan terkait posrem atau pojok remaja ini?
Saat ini sudah ada tempatnya, tapi masih ingin ada tambahan fasilitas lainnya seperti ada dapur dan pengelolaan sampah hingga ada jaringan internet agar anak-anak memiliki fasilitas yang positif dan terpantau.
Jadi bagaimana menurut Pak Adang program yang sudah berjalan ini?
Luar biasa kegiatan semangat untuk Posyandu Remaja terutama untuk kegiatan ekonominya, karena berpotensi. Saya antusias untuk memajukan mereka. Untuk permodalan, kita ada BumDes dan saya sudah tantang anak-anak untuk mulai memikirkan kemasan juga. Kami sudah berencana untuk pelatihan
Dalam bentuk apa saja dukungan pemerintah desa untuk program ini?
Desa sudah mengalokasikan anggaran untuk Posrem/Pojok Remaja agar aktivitas bisa terus berjalan.