Skip to main content

    Indonesia: Setelah empat tahun, proyek kesehatan remaja berkelanjutan Doctors Without Borders diserahkan kepada masyarakat

    Training on adolescent reproductive health

    Proyek kesehatan remaja Doctors Without Borders di Indonesia berfokus pada peningkatan kualitas, dan akses remaja ke, layanan kesehatan yang ditargetkan, termasuk promosi kesehatan dan sesi pendidikan. Peningkatan kapasitas adalah salah satu kegiatan dalam proyek ini, dan tenaga kesehatan dilatih kesehatan reproduksi seksual remaja. 21/4/2022 © MSF

    Program ini berfokus pada membangun ikatan masyarakat setempat dengan penyedia layanan kesehatan, serta memperkuat hubungan antara pusat kesehatan, dan sekolah negeri dan swasta setempat. Tujuan utamanya adalah untuk terus meningkatkan kualitas, dan akses remaja ke layanan kesehatan yang ditargetkan, termasuk promosi kesehatan dan sesi pendidikan. Sebagai bagian dari proyek, tim mendukung staf puskesmas setempat dalam menjalankan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan melakukan peningkatan kapasitas melalui pendampingan dan pelatihan. Hingga saat ini kegiatan terus berjalan di komunitas dampingan MSF dalam upaya berkesinambungan dalam memastikan kesehatan remaja meningkat demi terwujudnya remaja sehat dan berdaya. 

    Meskipun harus menyesuaikan kegiatan kesehatan remaja kami karena tsunami 2018 dan baru-baru ini pandemi COVID-19, kami bangga dengan apa yang telah dicapai tim, dan bersemangat melihat komunitas mengambil alih ini. Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan terkait kesehatan remaja di Indonesia, tetapi sebagai MSF kami telah mencapai titik di mana kami dapat mengalihkan perhatian kami ke kebutuhan lain.
    Walter Lorenzi, Direktur MSF

    Sistem kesehatan seringkali dirancang untuk memenuhi kebutuhan orang dewasa tetapi tidak selalu memadai untuk memenuhi kebutuhan kesehatan remaja, terutama mereka yang termasuk dalam kelompok rentan dan terpinggirkan. Kebutuhan ini dapat mencakup kesehatan seksual dan reproduksi, HIV, kecanduan, kesehatan mental dan penyakit tidak menular. 

    Doctors Without Borders percaya bahwa menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas bagi remaja berarti melibatkan mereka dengan cara yang bermakna, dan ini dilakukan di Indonesia melalui pendekatan berbasis teman sebaya. Misalnya, Doctors Without Borders mendukung pendirian tujuh komunitas komunitas remaja di Banten yang semuanya kini dikelola dan dioperasikan oleh relawan kesehatan remaja dengan dukungan dari otoritas komunitas. Pojok Remaja ini sering dikunjungi oleh lebih dari 4.000 remaja dan menawarkan hal-hal seperti kelas musik, olahraga, melukis, dan perpustakaan. Tempat-tempat ini juga digunakan untuk menghubungkan remaja dengan penyedia layanan kesehatan. 

    AH project in Indonesia 1

    Proyek kesehatan remaja Doctors Without Borders di Indonesia berfokus pada peningkatan kualitas, dan akses remaja ke, layanan kesehatan yang ditargetkan, termasuk promosi kesehatan dan sesi pendidikan. Di Provinsi DKI Jakarta, Doctors Without Borders mendirikan program Posyandu Remaja (Posyandu Remaja) dan UKS (Unit Kesehatan Sekolah) di sekolah informal pada tahun 2020. Meski terhenti karena COVID-19, tim berhasil melanjutkan kegiatan tahun 2022.

    Di sini seorang dokter Doctors Without Borders sedang mengawasi salah satu remaja yang mengukur tekanan darah. 21/8/2022 © MSF

    Adolescent Health project activities in school

    Proyek kesehatan remaja di provinsi Banten dan DKI Jakarta berfokus pada membangun ikatan masyarakat setempat dengan penyedia layanan kesehatan, serta memperkuat hubungan antara puskesmas dan sekolah negeri dan swasta setempat. Ini adalah salah satu kegiatan sekolah. Seorang siswi SMP Negeri 2 Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sedang memeriksa kesehatan temannya. 09/12/2022 © Sania Elizabeth/MSF

    adolescent health project in community

    Siskha Ekawati, bidan dari Puskesmas Rangkasbitung, menjelaskan, kepercayaan diri remaja yang telah dilatih itu bertambah karena mereka terlibat dalam diskusi dengan pihak berwenang mengenai proyek kesehatan remaja. 09/12/2022 © Sania Elizabeth/MSF

    Siswidi Yatnila, Lurah Rangkasbitung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengatakan,

    “Kami mendapat manfaat dari intervensi MSF dan misalnya para remaja menjadi lebih percaya diri berbicara di depan forum besar. Meskipun MSF telah menyelesaikan proyeknya, kami akan terus menjalankannya dengan semua pihak terkait seperti bidan desa, bidan dari puskesmas, dan otoritas lainnya.”

    Siswidi juga menyebutkan, desa memiliki komitmen dari kecamatan untuk terus mendukung kegiatan di masa mendatang. 

     

    Capaian

    Antara tahun 2018 dan akhir tahun 2022, Doctors Without Borders mendukung enam puskesmas, termasuk dengan rujukan, memberikan dukungan logistik dalam bentuk pekerjaan rehabilitasi ringan, serta menyumbangkan obat-obatan dan perbekalan lainnya. Lebih dari 2.240 remaja mendapat manfaat dari layanan konseling, 1.271 remaja disaring di komunitas dan dirujuk ke klinik untuk perawatan lebih lanjut, dan lebih dari 720 sesi edukasi kesehatan dilakukan untuk menjangkau hampir 45.000 remaja. Dari sesi tersebut, 62 persen dipimpin oleh kader yang didukung Doctors Without Borders. 

    Elemen vital dari proyek semacam itu adalah bahwa kaum muda itu sendiri, serta komunitas yang mendukung mereka, sangat terlibat. Rita Rahmawati, salah satu siswi SMA 1 Jawilan berbagi kesannya,

    “Banyak manfaat yang didapat dengan terlibat dalam tim Doctors Without Borders, dan tentunya saya mendapatkan banyak pelajaran. Kami menerima pelatihan konseling dan sekarang saya bisa melakukan konseling sebaya. Dan kegiatannya selalu menyenangkan dan mengasyikkan.” 

    Categories