Skip to main content

    Yaman: Malnutrisi parah meningkat di antara anak-anak di Abs

    An MSF doctor examines a child during a mobile clinic for displaced people in Khudaish camp, Abs, Yemen

    Seorang dokter Doctors Without Borders memeriksa seorang anak di klinik berjalan Doctors Without Borders untuk pengungsi di kamp Khudaish, Abs, Yaman. September 2020. @ TAREQ FARHAN/MSF

    Hamdi belum berusia dua tahun, tetapi ini sudah kedua kalinya ia menjadi pasien di RS Abs, di utara Yaman. Kali pertama, ia berusia lima bulan. Kali ini, sekitar setahun kemudian, ia menderita malnutrisi parah dan pneumonia. Kelopak matanya bengkak, batuk terus-menerus, dan ia sulit bernapas. Keluarganya tinggal di sebuah negara yang telah berperang selama enam tahun terakhir, dan Hamdi mengenal perang sepanjang hidupnya.

    Hamdi adalah satu dari lebih dari seratus anak yang dirawat Doctors Without Borders di pusat pemberian makanan terapi di unit rawat inap RS Doctors Without Borders di Abs sejak awal tahun. Sebagian besar dari mereka berusia balita, dan semuanya menderita malnutrisi parah. Kami selalu melihat ada lonjakan kasus di RS pada bulan-bulan ini setiap tahun, tetapi tahun ini kondisinya semakin buruk: kasus meningkat 41 persen dari periode enam bulan yang sama di tahun lalu. Sangat menyakitkan melihat anak-anak dirawat di bangsal 50-ranjang di kota yang terpencil ini.

    Ada banyak alasan kenapa kami melihat anak-anak kurang gizi di Abs, tetapi alasan utamanya terkait dengan konflik brutal yang sudah melanda Yaman selama enam tahun sejak 2015. Perang  telah menghancurkan ekonomi, dan mata pencaharian. Orang-orang tidak lagi mampu membeli makanan untuk keluarganya atau bahan bakar untuk pergi mencari kerja atau layanan medis. Banyak staf layanan publik – termasuk tenaga medis – yang belum menerima gaji selama beberapa tahun. Harga-harga terus naik: tanpa bantuan kemanusiaan, banyak keluarga yang tidak bisa makan sama sekali.

    Sebagian besar masyarakat Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Meski kebutuhan ini sangat jelas, organisasi kemanusiaan terus menghadapi tantangan untuk menjangkau masyarakat yang paling rentan. Respons kemanusiaan di Yaman kurang berkelanjutan, belum memadai, dan kekurangan dana. 
     

    MSF doctor Naseer Abdulkarim checks a child suffering respiratory problems

    Dokter Doctors Without Borders Naseer Abdulkarim memeriksa seorang anak yang mengalami masalah pernapasan di klinik berjalan Al Matayn, dekat Abs. Pau Miranda/MSF

    Doctors Without Borders telah bekerja di distrik Abs selama lima tahun. Menyediakan program gizi yang lebih konsisten dan bertahan lama dan meningkatkan akses air di kamp pengungsi dan lingkungan masyarakat setempat akan mengurangi jumlah anak-anak kurang gizi yang dirawat di RS. Namun, jumlah pasien yang kami rawat sering kali melebihi kapasitas ruangan.

    Kurang gizi menyebabkan anak-anak rentan terkena penyakit sekunder yang dapat menjadi fatal jika tidak ditangani. Diare, campak, dan infeksi pernapasan terdengar seperti penyakit yang umum dialami anak-anak di seluruh dunia – namun bagi anak-anak yang sudah lemah dan kekurangan gizi penting, dan dengan tidak adanya akses layanan kesehatan yang memadai, kondisi ini bisa membawa konsekuensi yang mengancam nyawa. Banyak komplikasi kesehatan terkait kurang gizi yang kami rawat sebenarnya bisa dihindari apabila layanan dasar di tingkat kesehatan primer tersedia.

    Kami tahu bahwa, dari ribuan pasien yang kami rawat di RS Abs setiap tahun, cerita Hamdi sayangnya adalah cerita yang umum. Anak-anak yang kami rawat terbiasa mendengar orang tua mereka khawatir terus menerus tentang situasi ekonomi: para ayah yang pergi berhari-hari untuk mencari pekerjaan, bahan bakar, atau makanan. Para ibu yang melakukan apapun yang mereka bisa untuk memberi makan keluarganya – namun, terlepas dari berbagai upaya ini, anak-anak tetap kelaparan. Kenyataan ini rutin muncul di berita utama, namun sedikit sekali perubahan yang kami lihat di lapangan.

    Dunia sibuk dengan banyak prioritas lainnya, tetapi sangat sulit untuk percaya bahwa pemerintah dan pelaku kemanusiaan di abad ke-21 tidak dapat berbuat lebih banyak upaya untuk anak-anak di Abs.

    Masyarakat Yaman bagaikan sedang diuji hingga batas ketahanan mereka. Perang ini telah menewaskan sekitar 233.000 orang sejak 2015, menurut badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Perang telah mengakibatkan jutaan orang terpaksa mengungsi beberapa kali. Perang telah menghancurkan infrastruktur dan khususnya sistem kesehatan. Masyarakat sipil Yaman tidak bisa terus hidup seperti ini. Semua pihak yang berkonflik dan komunitas kemanusiaan yang terdiri dari donor dan organisasi harus memastikan keluarga-keluarga bisa mengakses makanan dan layanan penting, dan bantuan kemanusiaan harus menjangkau mereka yang paling membutuhkan. Anak-anak yang kami rawat di RS Abs, yang mampu mengatasi berbagai rintangan untuk mengatasi kurang gizi, sakit jantung, pneumonia, dan penyakit serius lainnya, tidak boleh dikecewakan oleh mereka.
     

    Muriel Boursier
    Head of Mission

    Muriel Boursier currently serves as MSF's Head of Mission in Yemen.