Myanmar: Doctors Without Borders diminta untuk menangguhkan kegiatan di Dawei
Klinik Doctors Without Borders di Dawei. © Eddy McCall
Keputusan ini akan berdampak pada 2.162 orang dengan HIV di ada bawah perawatan Doctors Without Borders di klinik Myittar Yeik, yang akan berjuang untuk mengakses pengobatan antiretroviral, serta pasien TB yang sejak Februari tahun ini telah mencari perawatan di fasilitas yang didukung Doctors Without Borders karena berkurangnya fungsi program TB Nasional.
Penangguhan aktivitas Doctors Without Borders dapat mengancam jiwa banyak pasien kami terutama di saat layanan publik sangat terganggu. Keputusan ini memberi risiko penularan lebih lanjut dari penyakit yang kita tangani selama ini. Hal ini juga dapat menghambat pasien baru untuk mendapat diagnosis serta memulai perawatan yang dapat menyelamatkan jiwa. Serta membuat pasien kami tidak bisa mendapatkan konseling psikososial yang sangat dibutuhkan, yang juga penting untuk memastikan kepatuhan terhadap pengobatan.
Tim Doctors Without Borders mengambil semua langkah yang mungkin untuk memastikan pasien terus mendapatkan perawatan. Kami telah menyediakan obat antiretroviral isi ulang untuk 100 pasien dan mengatur untuk mengirim obat kepada mereka yang tinggal di luar Dawei.
Doctors Without Borders telah menyediakan perawatan HIV yang komprehensif di Dawei selama hampir dua dekade, termasuk program penjangkauan untuk mencegah penularan pada kelompok yang terpinggirkan dan berisiko, seperti pekerja migran dan pengguna narkoba suntik. Sampai saat ini, kegiatan kami tidak terganggu, meskipun ketidakstabilan politik mempengaruhi Myanmar.
Doctors Without Borders tengah menghubungi otoritas kesehatan regional untuk memahami keputusan tersebut, dan telah meminta agar perintah penangguhan tersebut direvisi sehingga kami dapat terus memberikan perawatan kepada pasien. Doctors Without Borders tetap bersedia dan siap untuk dialog terbuka agar kami dapat menyediakan layanan kesehatan bagi kelompok yang berisiko di Dawei.