Skip to main content

    Kesehatan fisik itu penting. Tapi sekarang, banyak pendapat yang mendukung dan mengakui bahwa perawatan kesehatan mental dan dukungan psikososial sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan.

    Di seluruh dunia, banyak orang melaporkan perasaan cemas akibat pandemi COVID-19. Sebagian orang takut tertular virus. Sebagian lainnya khawatir tentang ketersediaan obat atau oksigen untuk anggota keluarga yang terinfeksi. Selain ketakutan akan virus, banyak orang takut dan cemas tentang hal-hal lain yang terkait dengan pandemi, mulai dari kehilangan pekerjaan atau kebebasan bepergian, hingga kesepian karena tidak dapat bertemu keluarga atau teman dalam jangka waktu yang lama.

    Dalam berbagai hal, pandemi telah berdampak pada semua orang, dan membuat keadaan menjadi sulit bagi semua orang.

    Dalam proyek kami di seluruh dunia, Doctors Without Borders / Médecins Sans Frontires (MSF) telah melihat bagaimana pandemi mempengaruhi kehidupan manusia, dan kami melakukan yang terbaik untuk memberikan bantuan.

    Di India, Doctors Without Borders menjangkau pasien COVID-19 melalui telepon, untuk membantu mereka mengatasi rasa cemas dan kekhawatiran mereka saat mereka diisolasi. Di Lebanon, banyak pasien kami yang mengalami depresi, kecemasan, atau keputusasaan. Di Bangladesh, tim kami menyediakan perawatan kesehatan mental, termasuk konsultasi kesehatan mental individu bagi penyintas kekerasan seksual dan gender, untuk pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar. Tantangan-tantangan ini diperberat oleh situasi sulit yang dialami orang-orang selama pandemi, hal ini melanda semua orang dari pengungsi di Kenya sampai pekerja rumah tangga di Hong Kong.

    Jauh sebelum pandemi dimulai, Doctors Without Borders telah merespons kebutuhan kesehatan mental para pasien kami di dalam berbagai situasi darurat. Di hampir 90 negara tempat kami beroperasi, tim kami memberikan bantuan kesehatan mental yang komprehensif kepada pasien. Kami menyediakan perawatan psikologis sebagai pertolongan pertama bagi kesehatan mental pasien dalam keadaan darurat, sebagai bagian dari perawatan untuk kondisi yang sudah ada sebelumnya, atau sebagai perawatan psikososial dan psikiatri yang berdiri sendiri.

    Dalam berbagai keadaan darurat, kebutuhan kesehatan mental sama penting dan mendesaknya dengan kebutuhan medis. Proyek kami mencakup layanan di tengah konflik hingga bencana alam, kesehatan seksual hingga tuberkulosis, krisis pengungsi hingga pencarian dan penyelamatan, di mana banyak pasien kami membutuhkan layanan medis holistik.

    Apa yang Kami Lihat: Kesehatan Mental dalam Keadaan Darurat
    Apa yang Kami Lihat: Kesehatan Mental dalam Keadaan Darurat
    Apa yang Kami Lakukan: Menyediakan Layanan Kesehatan Mental
    Apa yang Kami Lakukan: Menyediakan Layanan Kesehatan Mental
    Apa yang Dapat Anda Lakukan: Menjaga Kesehatan Mental Anda
    Apa yang Dapat Anda Lakukan: Menjaga Kesehatan Mental Anda

    Apakah kesehatan mental?

    Kesehatan mental adalah kondisi  keadaan mental seseorang yang mampu mengatasi tekanan rutin pekerjaan dan kehidupan di rumah dengan wajar, dan mampu memberikan kontribusi dalam komunitas mereka (Organisasi Kesehatan Dunia).

    Sehat secara mental lebih dari sekadar tidak adanya gangguan kesehatan mental tertentu. Kesehatan mental didasarkan pada faktor biologis, psikologis, dan kontekstual––menjadi sehat dalam cara kita berpikir, merasakan, dan berhubungan dengan orang lain dan lingkungan kita.

     

    Mengapa kesehatan mental sangat penting?

    Kondisi kesehatan mental—meliputi depresi, kecemasan, gangguan penggunaan zat (termasuk alkohol) dan psikosis—bisa sangat melumpuhkan, memengaruhi fungsi dan kapasitas orang untuk menjalani kehidupan yang baik. Kondisi ini juga terkait dengan peningkatan kematian: Angka Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa di seluruh dunia, 800.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahun.

    Orang dengan gangguan kesehatan mental juga cenderung mengalami komorbid, yang membuat orang lebih mudah sakit dan  risiko kematiannya tinggi. Menurut WHO, harapan hidup rata-rata orang dengan gangguan kesehatan mental yang parah adalah 10 hingga 25 tahun lebih rendah dari populasi umum.

    Di berbagai wilayah tempat Doctors Without Border bekerja, kami merawat pasien yang telah hidup melalui kekerasan atau bencana alam, yang kelangsungan hidupnya lebih dari sekadar memastikan kesehatan fisik. Bahkan setelah cedera fisik ditangani, luka-luka psikologis yang tersembunyi mungkin masih ada. Inilah sebabnya mengapa menyediakan perawatan medis holistik, yang mencakup perawatan kesehatan mental, sangat penting dalam banyak proyek kami.

    Apa tantangan dalam meningkatkan kesehatan mental?

    Orang dengan kondisi kesehatan mental merupakan salah satu kelompok yang paling terpinggirkan dan rentan di seluruh dunia. Meskipun perawatan efektif untuk kondisi kesehatan mental sudah ada, tetapi hanya sebagian kecil pasien kesehatan mental di seluruh dunia yang memiliki akses ke layanan kesehatan mental, dan bahkan ketika mereka bisa mendapatkannya, mereka sering tidak menerima perawatan yang baik atau berbasis bukti.

    Orang dengan kondisi kesehatan mental merupakan salah satu kelompok yang paling terpinggirkan dan rentan di seluruh dunia. Meskipun perawatan efektif untuk kondisi kesehatan mental sudah ada, tetapi hanya sebagian kecil pasien kesehatan mental di seluruh dunia yang memiliki akses ke layanan kesehatan mental, dan bahkan ketika mereka bisa mendapatkannya, mereka sering tidak menerima perawatan yang baik atau berbasis bukti.

    Banyak negara memiliki kapasitas terbatas untuk menyediakan perawatan kesehatan mental––penyebabnya bisa karena kurangnya infrastruktur yang memadai, sumber daya, atau tenaga profesional yang terlatih. Orang-orang yang termarginalkan, mengalami kekerasan, terpaksa mengungsi, terdampak bencana alam dan tragedi buatan manusia serta krisis lainnya dapat mengalami masalah kesehatan mental (atau kondisi yang sudah ada bisa memburuk), dan biasanya menghadapi hambatan lebih lanjut untuk mendapatkan perawatan karena faktor-faktor seperti gangguan kesehatan dan struktur dan jaringan sosial, kemiskinan, dan jarak dari layanan kesehatan.