Breadcrumb
- Home
- Kesehatan Mental: Situasi Darurat yang Tak Terlihat
- Apa yang Kami Lakukan: Menyediakan Layanan Kesehatan Mental
Apa yang Kami Lakukan: Menyediakan Layanan Kesehatan Mental
Doctors Without Borders bekerja di daerah-daerah termiskin dan paling keras, terkadang penuh konflik, dan di lokasi lokasi ini, kami telah memberikan layanan kesehatan mental yang komprehensif kepada pasien selama bertahun-tahun. Dari pertolongan pertama psikologis dalam keadaan darurat, hingga layanan kesehatan mental di samping perawatan untuk kondisi yang sudah ada sebelumnya dan perawatan psikososial dan psikiatri yang berdiri sendiri, berikut adalah beberapa cara tim kami merespons keadaan tersebut.
Selain membantu korban konflik bersenjata hingga angin topan, kami juga menyediakan perawatan kesehatan mental di Filipina. Pada 2017, 370.000 orang mengungsi akibat konflik antara angkatan bersenjata Filipina dan dua faksi pro-ISIS, kelompok Maute dan Abu Sayyaf, di Kota Marawi, Mindanao. Kami memberikan bantuan pertolongan pertama psikologis kepada mereka yang terdampak, dan sejak saat kami itu tetap berada di daerah itu untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi di daerah tersebut dan orang-orang yang kembali dari pengungsian.
Pada tahun yang sama, kami membantu orang-orang yang mengalami kehancuran terdampak oleh Topan Tembin di Filipina Selatan, memberikan bantuan psikologis, termasuk konseling kedukaan.
Pada tahun 2020, pembatasan yang menyertai pandemi COVID-19 membuat tim kami mencari cara baru untuk memberikan bantuan kesehatan mental, di antaranya dengan memberikan bantuan kesehatan mental dan psikososial jarak jauh kepada orang-orang yang terkena dampak COVID-19.
"Dengan stres yang kita hadapi hari ini, mekanisme pertahanan yang biasa saja tidak cukup," kata Lyka Lucena, pekerja sosial kesehatan mental Doctors Without Borders.
Indonesia terletak di 'Cincin Api' tektonik dan rawan bencana alam. Tim kami di Indonesia mendukung Pusat Krisis Kementerian Kesehatan Indonesia merespons bencana alam dan memberikan bantuan kesehatan mental kepada yang terdampak, termasuk konseling kesehatan mental berkelompok.
Selama pandemic COVID-19, tim kami memfokuskan pada kampanye kesehatan mental untuk mempersiapkan masyarakat memahami mekanisme bertahan. Dyah Larasati, psikolog, mengingatkan bahwa "Burnout bisa terjadi ketika individu mengalami kelelahan emosional, fisik, dan mental yang ekstrem akibat stres yang berkepanjangan dan berlebihan."
Doctors Without Borders hadir di Malaysia sejak 2015, untuk merespons kesenjangan akses layanan kesehatan yang dialami pengungsi dan pencari suaka. Tim kami, termasuk psikolog dan konselor kesehatan mental, memberikan pelayanan konseling yang komprehensif, termasuk pendidikan tentang kesehatan mental, dukungan dan konseling psikososial, melalui klinik keliling berbasis komunitas dan klinik tetap di Penang, Malaysia.
“Selain kesulitan hidup sebagai pengungsi di Malaysia, dampak sekunder dari pandemi COVID-19 ini semakin memperparah kondisi kesehatan mental komunitas ini yang sudah rentan,” kata Sarah Chou, manajer aktivitas kesehatan mental.
In 2020, we worked with R-vision to reach the Rohingya online. R-vision is an online media network in the Rohingya language. We covered COVID-19 prevention measures, explained handwashing, isolation and how people could make their own masks. We also dedicated a video to mental health, reflecting on how people could support each other during the outbreak.
Pada tahun 2020, kami bekerja dengan R-vision untuk menjangkau Rohingya secara daring. R-vision adalah jaringan media daring dalam bahasa Rohingya. Kami membahas langkah-langkah pencegahan COVID-19, menjelaskan cara mencuci tangan, isolasi diri, dan mengajari orang untuk bisa membuat masker sendiri. Kami juga membuat video untuk kesehatan mental, yang menceritakan bagaimana orang dapat saling mendukung selama wabah.
Menanggapi pandemi COVID-19, tim kami menyediakan sesi tatap muka dan virtual untuk mempromosikan cara hidup sehat kepada mereka yang rentan serta tidak dapat mengakses informasi, seperti pengungsi, pekerja rumah tangga, dan mereka yang berada di garis depan, seperti petugas kebersihan jalan.
Kami juga membuat situs web untuk membantu orang-orang mengelola stres dan kekhawatiran mereka, berisi tips dan cara-cara untuk mengatasinya.
Pada tahun 2020, Doctors Without Borders melakukan total 349.500 konsultasi kesehatan mental individu.
Apakah Anda seorang spesialis kesehatan mental? Apakah Anda ingin membantu memberikan perawatan kesehatan mental?
- Menyediakan pertolongan pertama kesehatan mental
Doctors Without Borders memberikan pertolongan pertama psikologis kepada masyarakat yang mengalami tingkat stres yang tinggi, termasuk pasca bencana alam. Perawatan ini berupa bantuan dasar untuk masyarakat setelah mereka mengalami trauma atau masa kritis. Pekerja kesehatan mental masyarakat atau anggota komunitas yang terlatih dapat memberikan pertolongan pertama psikologis.
Setelah kejadian tiga bencana yang melanda Sulawesi Tengah, Indonesia pada tahun 2018, Doctors Without Borders mendukung Pusat Krisis Kementerian Kesehatan tidak hanya membantu puskesmas dalam memberikan perawatan kesehatan dasar dan pengobatan kepada mereka yang terluka. Kami juga menyediakan pertolongan pertama psikologis kepada mereka yang mengalami trauma akibat bencana.
- Konseling trauma dan perawatan khusus
Mereka yang selamat dari suatu keadaan yang mencekam —pengungsi, orang terlantar, penyintas bencana alam, korban pelecehan dan kejahatan, penyintas perang atau genosida—sangat rentan terkena dampak kesehatan mental yang parah.
Untuk membantu menyembuhkan pasiean dengan luka psikologis, spesialis kesehatan mental kami mendengarkan, membantu, dan melatih para penyintas tentang praktik merawat diri (self-care) agar pengalaman trauma tidak membelenggu atau banyak mempengaruhi kehidupan mereka. Targetnya adalah untuk mengurangi gejala-gejala trauma yang mereka rasakan dan memberdayakan mereka untuk menjalani kehidupan yang bahagia dan sehat.
Manajer Aktivitas Kesehatan Mental Doctors Without Borders Kathy Lostos yang bekerja dengan pengungsi Rohingya di Bangladesh mengatakan: “Hal terbaik untuk meningkatkan kesehatan mental adalah memulihkan rasa aman. Memiliki kontrol diri atau kemampuan merancang masa depan adalah penentu untuk menciptakan rasa aman. Ini mencakup hal-hal seperti mengikutsertakan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan atau menciptakan rasa percaya diri dan kendali atas masa depannya. [Ini] berfungsi untuk mengurangi efek trauma jangka panjang.”
- Dukungan kesehatan mental untuk kegiatan medis
Kesehatan mental merupakan komponen penting dalam pengobatan HIV/AIDS, tuberculosis, malnutrisi, penyakit tidak menular, pasien operasi dan luka bakar. Pengalaman kami selama masa pandemi COVID-19, tim kami menyaksikan pentingnya layanan kesehatan mental untuk pemulihan pasien COVID-19.
Pasien HIV dan TBC harus menjalani pengobatan yang panjang dan melelahkan; untuk orang-orang dengan kondisi ini dan kondisi kesehatan kronis lainnya, atau penyakit menular seperti Ebola dan demam Lassa, kondisi ini ditambah dengan tekanan ekonomi, kesepian dan stigma, dan terkadang efek samping psikiatri dari pengobatan. Konseling dapat membantu pasien untuk tetap patuh pada pengobatan mereka dan mengatasi tantangan yang mereka hadapi dalam hidup dan mengatasi penyakit mereka.
Anak-anak yang kekurangan gizi menghadapi risiko pertumbuhannya terhambat, dan perawatan kesehatan mental dapat membantu membantu mereka serta orang yang mengasuh mereka, yang mungkin juga mengalami kelelahan mental.
- Merespons dengan budaya lokal
Ketika tim kesehatan mental kami mulai bekerja di komunitas baru, langkah pertama mereka adalah mencari pemimpin lokal yang dapat memandu tim menentukan strategi yang paling sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Komunitas seringkali perlu membangun kembali diri mereka secara keseluruhan untuk membantu memperkuat identitas orang-orang di dalamnya.
Dalam banyak kasus, staf kesehatan mental kami justru berasal dari komunitas yang sedang dibantu. Pengetahuan, pengalaman dan pemahaman tentang komunitas mereka, serta nilai-nilai dan praktik seputar kesehatan mental, sangat bermanfaat untuk memberikan perawatan yang efektif.
Pendekatan holistik kami untuk perawatan kesehatan
Doctors Without Borders menyediakan perawatan kesehatan mental baik sebagai bagian dalam kegiatan medis maupun sebagai proyek kesehatan mental yang berdiri sendiri.
Tim kami bertujuan untuk meringankan beban kejiwaan yang dialami orang-orang, meningkatkan kapasitas mereka untuk berfungsi dan menghormati martabat mereka, dengan mengombinasikan pendekatan holistik dengan perawatan klinis dan kegiatan berbasis masyarakat. Seringkali pekerjaan ini dilakukan oleh konselor lokal yang dilatih oleh psikolog atau psikiater Doctors Without Borders, bersama dengan psikolog atau psikiater yang memberikan dukungan teknis dan pengawasan klinis.
Jika sesuai, maka layanan konseling kami dapat digunakan untuk melengkapi perawatan kesehatan mental yang sudah berjalan di komunitas lokal tempat kami bekerja. Adalah penting bahwa pendekatan kami terhadap perawatan kesehatan mental harus memperhatikan definisi dan persepsi yang sesuai dengan konteks budaya dan masyarakat lokal tentang kesehatan psikososial.