Filipina: Doctors Without Borders Atasi Kekurangan Obat TB di Tondo Bersama Departemen Kesehatan
Dr. Trisha Thadhani, dokter medis untuk proyek tuberculosis (TB) Doctors Without Borders Tondo, memeriksa kondisi kesehatan seorang anak di lingkungan Aroma, Barangay 105, Tondo, Manila. Tim melakukan penemuan kasus aktif (ACF) untuk TB di distrik Tondo I dan II. 2023 © Ria Cristina Torrente
MANILA (28 Agustus) – Mulai hari ini, Doctors Without Borders/Médecins Sans Frontières (MSF) akan menyediakan obat tuberkulosis (TB) untuk 141 pasien di Tondo, Manila. Upaya ini merupakan dukungan bagi Departemen Kesehatan Manila (MHD) yang berjuang mengatasi kekurangan obat selama setahun terakhir. Hal ini memungkinkan pasien yang pengobatannya tertunda selama beberapa bulan untuk mulai minum obat. Ini juga akan membantu pasien yang memulai pengobatan tetapi tidak dapat menyelesaikan pengobatan mereka karena stok obat tidak cukup untuk menyelesaikan durasi pengobatan.
Sejak Januari 2024, lebih dari 300 pasien didiagnosis menderita TB melalui kegiatan penemuan kasus aktif dari Doctors Without Borders di Tondo, Manila. Beberapa pasien dapat memulai pengobatan, sedangkan banyak lainnya tidak dapat memulai pengobatan karena tidak tersedianya obat TB. Selain itu, sejumlah pasien yang memulai pengobatan tidak dapat melanjutkan pengobatan hingga selesai karena kekurangan obat untuk fase lanjutan. Hal ini disebabkan oleh kekurangan obat yang berulang di pusat-pusat kesehatan setempat, dan karena kesulitan ekonomi pasien dalam membeli obat TB sendiri. Warga menolak untuk menghadiri penyaringan pada penemuan kasus aktif yang diselenggarakan oleh Doctors Without Borders, karena takut akan dampak dari kekurangan obat jika mereka didiagnosis menderita TB.
Di distrik 1 dan 2 Tondo, Manila, Doctors Without Borders telah melaksanakan aktivitas menemukan kasus aktif tuberkolosis sejak 2022 dengan berkolaborasi bersama MHD. Projek Doctors Without Borders ini membuat screening terjangkau dan tersedia di dekat lingkungan pemukiman dan kerja warga Tondo. Tim Doctors Without Borders menyediakan screening gratis, melacak kasus kontak rumah tangga, dan merujuk pasien positif TB ke pusat kesehatan setempat. Tim juga menindaklanjuti pasien-pasien guna memastikan mereka mematuhi rejimen pengobatan dan memutus rantai penularan.
Diagnosis dan pengobatan yang tepat, terutama yang sejalan dengan rekomendasi terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merupakan kunci untuk memberantas TB, tetapi hal ini tidak dapat dicapai tanpa pasokan obat yang cukup dan tepat waktu. Doctors Without Borders sangat mendesak semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam perawatan TB di Filipina untuk menemukan solusi jangka panjang guna mengatasi masalah kekurangan obat di negara tersebut.
Kekurangan tersebut tidak terbatas pada obat untuk pengobatan TB. Terdapat pula keterlambatan dalam penyediaan pengobatan pencegahan, karena kurangnya uji kulit tuberkulin (TST), yang diperlukan untuk menguji beberapa anak sebelum memulai pengobatan pencegahan, dan kurangnya tablet dispersibel dosis tetap (FDC) yang ramah anak--yang digunakan untuk pengobatan pencegahan bagi anak-anak yang terpapar pasien TB—yang saat ini tidak tersedia di negara tersebut.
Tondo merupakan salah satu daerah dengan penduduk terpadat di negara ini, dengan sekitar 76.000 jiwa per kilometer persegi. Hingga saat ini, Doctors Without Borders telah memeriksa 29.291 orang dan mendiagnosis 1.280 pasien TB. Temuan ini menghasilkan tingkat positif TB rata-rata sebesar 4,3%, yang lebih tinggi dari tingkat positif TB nasional sebesar 3% di Filipina.
Agustina bersama cucu-cucunya Clark dan Ion saat pemeriksaan medis di salah satu lokasi penemuan kasus aktif Doctors Without Borders untuk tuberkulosis di Tondo, Manila. Kredit foto: Ezra Acayan, 2023.
Melalui kerja sama erat dengan Departemen Kesehatan Manila dan Kantor Pencegahan dan Pengendalian TB Kota Manila, proyek penemuan kasus aktif dari Doctors Without Borders meliputi penyaringan melalui sinar-X, diagnosis dengan bantuan komputer, evaluasi medis, dan pengumpulan dahak. Doctors Without Borders juga menangani pengungkapan diagnosis; inisiasi pengobatan untuk tindak lanjut rutin dan kunjungan rumah untuk memastikan kepatuhan terhadap rejimen pengobatan; mengidentifikasi kontak dekat pasien dan mendorong mereka untuk melakukan skrining; pemeriksaan anak-anak di rumah pasien untuk menilai kelayakan mereka untuk pengobatan pencegahan; dan penyediaan obat-obatan untuk pengobatan pencegahan anak-anak. Hingga saat ini, 340 anak telah memulai pengobatan pencegahan.
TB adalah salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia, dan Filipina adalah salah satu dari sepuluh negara teratas di dunia dengan beban TB tertinggi. Pemerintah di seluruh dunia—termasuk Filipina—sangat didesak untuk berkomitmen dalam upaya dan sumber daya untuk memberantas TB.