Skip to main content
    Khadija Mohammad Abakkar, 25, in Zalingei hospital, Central Darfur, Sudan, 03 April 2024 © MSF

    Konflik Sudan

    Satu tahun sejak dimulainya perang, Sudan menghadapi bencana besar yang disebabkan oleh ulah manusia.

     

    Satu tahun sejak dimulainya perang di Sudan

    Informasi terbaru

    • Sejak April 2023, lebih dari setengah juta orang telah melakukan konsultasi medis di rumah sakit, fasilitas kesehatan, dan klinik keliling yang kami dukung. 
    • Dari Juli hingga Desember 2023, 135 pasien yang datang ke fasilitas medis Doctors Without Borders di Chad bagian timur mengungkapkan bahwa mereka adalah penyintas kekerasan seksual.
    • Tim dari Doctors Without Borders telah menangani lebih dari 100.000 kasus malaria, mengobati lebih dari 2.000 penderita kolera, dan ribuan kasus campak.

    Di salah satu krisis terburuk dunia dalam beberapa dekade terakhir, Sudan tengah menghadapi bencana besar akibat ulah manusia sejak satu tahun setelah dimulainya perang antara Angkatan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Force - SAF) yang dipimpin oleh Pemerintah dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces - RSF). Hal ini merupakan persoalan hidup atau mati bagi jutaan orang demi tersedianya akses kemanusiaan yang aman. Menurut PBB, lebih dari delapan juta jiwa terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi berkali-kali, dan 25 juta jiwa - atau setengah dari total penduduk - diperkirakan membutuhkan bantuan kemanusiaan. Bantuan yang diberikan kepada jutaan orang tersebut ibarat setetes air di lautan karena hambatan politik yang diakibatkan oleh pertikaian pihak-pihak terkait maupun kurangnya tindakan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi-organisasi kemanusiaan internasional.

    Artikel terkait

    Fasilitas Doctors Without Borders dijarah, kegiatan medis terhambat oleh kekerasan di Sudan
    Fasilitas Doctors Without Borders dijarah, kegiatan medis terhambat oleh kekerasan di Sudan
    Doctors Without Borders / Médecins Sans Frontières (MSF) mengutuk pelecehan terhadap stafnya serta penjarahan dan pendudukan dengan kekerasan di fasil...
    Sudan: “Di Jebel Marra, kami terdampak tidak langsung dari eskalasi yang mengerikan ini”
    Sudan: “Di Jebel Marra, kami terdampak tidak langsung dari eskalasi yang mengerikan ini”
    Sejak eskalasi kekerasan di banyak wilayah Sudan pada 15 April 2023, Doctors Without Borders / Médecins Sans Frontières (MSF) terus memberikan bantuan...
    Sudan: 240 pasien trauma dirawat di rumah sakit Khartoum
    Sudan: 240 pasien trauma dirawat di rumah sakit Khartoum
    Tim Doctors Without Borders / Médecins Sans Frontières (MSF) yang bekerja bersama staf dan sukarelawan Sudan di salah satu rumah sakit di Khartoum sel...
    Sudan: Doctors Without Borders merespons kebutuhan medis, bersiap untuk meningkatkan aktivitas
    Sudan: Doctors Without Borders merespons kebutuhan medis, bersiap untuk meningkatkan aktivitas
    Kekerasan yang sedang berlangsung berlanjut di banyak bagian Sudan. Tim Doctors Without Borders / Médecins Sans Frontieres (MSF) di lapangan melaporka...
    Sudan: Doctors Without Borders mendesak keselamatan tim medis saat pertempuran meningkat di Sudan
    Sudan: Doctors Without Borders mendesak keselamatan tim medis saat pertempuran meningkat di Sudan
    Sejak Sabtu 15 April, pertempuran sengit terjadi antara Angkatan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF) dan Pasukan Pendukung Cepat (Rapid Suppo...
    Sudan: "Fasilitas kesehatan kehabisan persediaan"
    Sudan: "Fasilitas kesehatan kehabisan persediaan"
    "Saat ini sedang terjadi pertempuran sengit di El Fasher. Kami masih mendengar suar tembakan dari kompleks kami saat saya berbicara. Sangat tidak aman...
    Sudan: Serangan kekerasan terhadap fasilitas medis di Darfur Barat
    Sudan: Serangan kekerasan terhadap fasilitas medis di Darfur Barat
    Serangan kekerasan terhadap komunitas, penjarahan fasilitas medis, dan petugas kesehatan terbunuh di Kreneik dan El Geneina. Bakri Abubakr, manajer op...

    Apa dampak dari perang di Sudan?

    Sebelum kekerasan meningkat pada April 2023, sistem kesehatan sangat tidak stabil, dengan indeks kesehatan yang terus menurun dan kesenjangan yang sangat besar antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara masyarakat kaya dan miskin.

    Doctors Without Borders saat ini bekerja dan mendukung lebih dari 30 fasilitas kesehatan di 10 negara bagian di Sudan: Khartoum, Al Jazirah, Sungai Nil Putih dan Biru, Al Gedaref, Darfur Barat, Darfur Utara, Selatan dan Tengah, dan Laut Merah. Tim kami juga baru-baru ini melakukan pendampingan di Kassala. Kami menjalankan kegiatan di area yang diawasi oleh SAF dan RSF. Kami menyediakan layanan trauma, perawatan kehamilan, penanganan malnutrisi, dan layanan kesehatan lainnya.

    Jumlah kebutuhan ini sangatlah besar dan sebagian besar belum terpenuhi. Sejak April 2023, lebih dari setengah juta orang telah melakukan konsultasi medis di rumah sakit, fasilitas kesehatan, dan klinik keliling yang kami dukung. 

    Di titik-titik rawan kekerasan, banyak terjadi tindak pelanggaran HAM, bahkan warga sipil menjadi sasaran dan dibunuh.

    • Pada bulan Juni, lebih dari 1.500 warga Sudan yang menjadi korban perang dirawat di rumah sakit dukungan Doctors Without Borders di Adré (Chad) hanya dalam kurun waktu satu minggu.
    • Kami menangani para penyintas kekerasan seksual. Dari Juli hingga Desember 2023, 135 pasien yang datang ke fasilitas medis Doctors Without Borders di Chad bagian timur mengungkapkan bahwa mereka adalah penyintas kekerasan seksual. Semua korban merupakan perempuan, berusia antara 14 hingga 40 tahun, dan sebagian besar korban diserang sebelum mereka tiba di Chad. Dari 90% kasus, para penyerang tersebut memiliki senjata, dan 40% dari korban yang selamat mengalami tindak kekerasan seksual yang dilakukan oleh mereka. (Sumber)

    Dampak kesehatan tidak langsung dari perang juga sama buruknya. Sekitar 70% hingga 80% rumah sakit di daerah terdampak konflik tidak lagi beroperasi. Banyak orang yang harus melakukan perjalanan jauh, bahkan di tengah situasi yang sangat tidak aman, demi mendapatkan perawatan medis. Pasien kerap terlambat sampai di fasilitas kesehatan.

    Buruknya kondisi kehidupan, kurangnya akses terhadap air bersih, vaksinasi dan akses terhadap layanan kesehatan berpadu menciptakan kondisi wabah, seperti yang terjadi pada tahun lalu, dan memperparah penyebaran penyakit secara signifikan. Tim dari Doctors Without Borders telah menangani lebih dari 100.000 kasus malaria, mengobati lebih dari 2.000 penderita kolera, dan ribuan kasus campak.

    Ibu hamil khususnya sangat terdampak akibat kurangnya akses ke layanan kesehatan. Dalam setahun terakhir, Doctors Without Borders telah membantu lebih dari 8.400 persalinan dan melakukan 1.600 operasi sesar.

    Masalah lainnya yang terus berkembang adalah malnutrisi. Doctors Without Borders telah membantu pengobatan lebih dari 30.000 anak penderita malnutrisi akut dalam kurun waktu satu tahun.

    Doctors Without Borders juga beroperasi di Chad dan Sudan Selatan di mana lebih dari satu juta jiwa mengungsi sejak dimulainya perang di Sudan.

    Situasi di Sudan sudah sangat rentan saat sebelum perang dan sekarang situasi tersebut menjadi sangat buruk. Di banyak wilayah yang menjadi lokasi kegiatan darurat Doctors Without Borders, belum terlihat adanya kegiatan dari organisasi kemanusiaan internasional lainnya yang sebelumnya sempat mengungsi pada bulan April lalu.
    Ozan Agbas, Emergency Operations Manager

    Tenaga kesehatan dan fasilitas medis harus dilindungi

    Sejak pecahnya konflik, tenaga kesehatan dan fasilitas medis mengalami penyerangan dan penjarahan yang mengakibatkan sebagian besar sistem kesehatan rusak dan/atau tidak berfungsi. Seiring meluasnya gelombang pengungsian dan keruntuhan ekonomi, sistem layanan kesehatan kini kewalahan dan hampir lumpuh total karena sebagian besar rumah sakit tidak lagi beroperasi di negara ini. Doctors Without Borders telah melakukan peningkatan dalam upaya pemulihan fasilitas rumah sakit di berbagai lokasi di Sudan, yang rusak atau dijarah sehingga tidak lagi beroperasi (terutama: Rumah Sakit Turki di Khartoum, Rumah Sakit Selatan dan Rumah Sakit Anak di El Fasher, serta Rumah Sakit Pendidikan Nyala).

    Fasilitas-fasilitas penting Doctors Without Borders di Khartoum, Darfur Selatan dan Barat dibobol pada awal konflik ini, pasokan dan peralatan medis vital telah dicuri, mengakibatkan kegiatan Doctors Without Borders di Sudan terancam.  

    Penyerangan terhadap layanan kesehatan
    • Sejak Doctors Without Borders mulai memberikan dukungan bagi rumah sakit Al Nao di Omdurman, beberapa rudal mendarat pada jarak yang cukup dekat, sekitar 500 meter dari rumah sakit. Pada tanggal 9 Oktober, penembakan menyasar unit gawat darurat, menewaskan dua penjaga pasien, dan melukai lima orang. Empat peluru lainnya meledak di luar rumah sakit, menewaskan dua orang dan melukai beberapa orang lainnya.
    • Awal Agustus lalu, RSF mengklaim bahwa SAF telah mengevakuasi paksa warga sipil dan menjadikan Al Nao sebagai rumah sakit militer. Pada saat itulah, staf Doctors Without Borders merawat warga sipil yang terluka akibat perang di rumah sakit tersebut, yang merupakan satu-satunya fasilitas medis yang masih berfungsi di Omdurman.
    • Memastikan fasilitas medis bebas dari senjata menjadi tantangan sehari-hari di Rumah Sakit Al Nao di Omdurman, Rumah Sakit Kas di Darfur, dan fasilitas lainnya di berbagai penjuru negara.
    Penyerangan terhadap staf dan tenaga medis Doctors Without Borders
    • Pihak-pihak yang bertikai telah melakukan kekerasan langsung baik terhadap staf Doctors Without Borders maupun staf rumah sakit yang didukung oleh Doctors Without Borders di Khartoum dan Darfur. Anggota tim dan tenaga medis pendukung mengalami serangan fisik langsung yang disengaja, pelecehan, ancaman, dan penahanan, serta menjadi sasaran berbagai tindak kekerasan lainnya. 
    • Beberapa tenaga kesehatan bekerja dalam dua shift ketika kondisi tidak memungkinkan bagi sejawat mereka untuk bepergian. Pada tanggal 5 Oktober, seorang perawat yang bekerja di Al Nao dihadang oleh seorang pria bersenjata di sebuah pos pemeriksaan ketika ia sedang dalam perjalanan untuk shift malam. Mereka menganiaya dan meninggalkannya di jalanan. Dia tidak sadarkan diri saat dibawa ke rumah sakit.
    • Pada tanggal 4 Juli 2023, sebuah peluru nyasar mendarat di halaman rumah sakit Al Saudi (Omdurman) - menewaskan seorang anggota staf Kementerian Kesehatan ketika sedang berjalan di dalam kompleks - sehingga mengharuskan rumah sakit tersebut pindah ke lokasi yang lebih aman di kompleks rumah sakit Al Nao. 

    Meskipun kasus-kasus di atas merupakan contoh, namun bukan merupakan kasus yang berdiri sendiri. Dalam situasi saat ini, staf Doctors Without Borders, pekerja kesehatan dan kemanusiaan terpaksa bekerja dalam suasana yang tidak aman, berisiko terhadap nyawa dan kesejahteraan fisik, yang semakin diperburuk oleh tindakan pelecehan, kecurigaan, dan kriminalisasi yang ditargetkan oleh pihak berwenang Sudan dan RSF (misalnya penahanan staf dan pekerja kemanusiaan).

    Keadaan darurat

    Bantu kami memberikan perawatan medis yang menyelamatkan jiwa bagi para korban kekerasan baru-baru ini di Sudan dan pasien kami di lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Dukung kami sekarang.