Haiti: Fasilitas Perawatan Medis Terkena Dampak Besar Akibat Kerusuhan di Cite Soleil
© Alexandre Marcou/MSF
Permukiman penduduk di Cité Soleil, sebuah daerah komunal di ibu kota Haiti, baru saja kembali menghadapi kekerasan antara dua kelompok bersenjata. Doctors Without Borders / Médecins Sans Frontières (MSF) sudah menangani sekitar 50 orang yang terluka di Cite Soleil sejak 13 November, sementara layanan medis lainnya terpaksa tutup sejak terjadinya kerusuhan.
Saat ini, rumah sakit darurat Doctors Without Borders di Cité Soleil adalah satu-satunya fasilitas medis yang dapat menangani pasien di area terdekat setelah ditutupnya rumah sakit Fontaine selama periode waktu yang belum dapat dipastikan.Rumah sakit Fontaine merupakan fasilitas swasta, yang tidak terafiliasi dengan Doctors Without Borders, dan terjebak dalam kerusuhan pada 15 November. Seluruh pasien dan staf rumah sakit Fontaine sudah dipindahkan ke rumah sakit - rumah sakit lainnya di Port-au-Prince, mengurangi akses ke perawatan kesehatan di Cite Soleil.
Perempuan hamil, di antara pasien-pasien lainnya, kini berada pada posisi yang cukup rentan. Tim Doctors Without Borders yang berada di Cite Soleil telah kerap kali merujuk perempuan hamil ke rumah sakit Fontaine untuk menjalani proses melahirkan. Saint Damiens, pusat perawatan kelahiran di Port-au-prince, juga menutup layanannya akhir Oktober, dikarenakan isu keamanan.
Doctors Without Borders juga terpaksa menutup sementara klinik pasien rawat jalan dan mengurangi tim medis di Cite Soleil untuk mengurangi risiko terhadap staf, pasien, dan infrastruktur selama rangkaian kekerasan yang semakin meningkat intensitasnya dan tidak pandang bulu. . Namun, rumah sakit gawat darurat Doctors Without Borders tetap dibuka untuk menyediakan layanan darurat.
Sekali lagi, masyarakatlah yang membayar harga mahal selama kerusuhan berlangsung antara kelompok bersenjata. Beberapa warga terpaksa meninggalkan rumah untuk mencari tempat perlindungan. Fasilitas medis tidak dapat berfungsi dengan normal, dan orang-orang yang sakit tidak bisa mencapai fasilitas tersebut, dan berisiko terabaikan. Doctors Without Borders menekankan seruannya kepada semua pihak bersenjata agar memperhatikan masyarakat dan menghargai rumah sakit serta fasilitas medis yang ada, begitu juga dengan mereka yang bekerja dan dirawat di sana.Mumuza Muhindo Musubao, kepala misi
Doctors Without Borders adalah organisasi medis dan kemanusiaan internasional yang menyediakan bantuan bagi Masyarakat yang membutuhkan, tidak memandang latar belakang asal, agama, kredo, atau pandangan politik. Kami sudah bekerja di Haiti sejak 1990, dengan respons besar terhadap bencana alam seperti gempa bumi pada tahun 2010 dan selanjutnya saat wabah kolera. Saat ini kami menyediakan perawatan terhadap pasien-pasien dengan luka trauma, terbakar, atau kondisi gawat darurat, perawatan untuk para penyintas kekerasan berbasis seksual dan gender, perawatan kesehatan umum, dan perawatan persalinan.