Gaza: Doctors Without Borders mengutuk serangan udara Israel terhadap kamp pengungsian di Rafah
Pengungsi berjalan di antara gedung-gedung yang hancur akibat kekerasan dan pemboman yang tiada henti di Gaza. Palestina, 6 Mei 2024. © MSF
Pada malam tanggal 26 Mei, 180 orang terluka dan 28 orang tewas tercatat di Titik Stabilisasi Trauma (TSP) yang kami dukung di Tal al Sultan, Gaza, setelah serangan udara pasukan Israel menghantam sebuah kamp yang menampung para pengungsi, di zona aman yang ditetapkan oleh Israel. Sebagian besar pasien yang kami rawat mengalami luka pecahan peluru, patah tulang, luka traumatis, dan luka bakar.
Meskipun pasukan Israel menggambarkan serangan ini tepat dengan melukai beberapa warga sipil, jumlah korban akibat serangan udara ini menunjukkan hal sebaliknya.
Perempuan dan anak-anak termasuk di antara orang-orang yang berhasil mencapai titik stabilisasi, dan sekali lagi, warga sipil menanggung akibat dari perang ini. Serangan Israel terhadap kamp berpenduduk di apa yang disebut “zona aman” di Rafah menunjukkan pengabaian total terhadap kehidupan warga sipil di Gaza.Samuel Johann, Koordinator Darurat
“Meskipun semua pasien telah distabilkan dan dirujuk ke rumah sakit lapangan di Rafah, tidak ada satupun fasilitas layanan kesehatan di Gaza yang mampu menangani kejadian korban massal seperti ini. Sistem kesehatan telah hancur dan tidak dapat mengatasinya lagi,” Johann menyimpulkan.
Doctors Without Borders mengecam keras serangan berdarah yang terjadi hanya beberapa hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk menghentikan semua operasi militer di Rafah. Kami mengulangi seruan mendesak kami untuk segera melakukan gencatan senjata dan berkelanjutan.