E-Hub: Kesehatan dan keselamatan dalam mengelola limbah selama masa darurat
Zona limbah di Timergara. Zia-ur-Rehman, Kepala Sanitasi dan staff untuk MSF di Timergara, bersama Zubair, seorang petugas sanitasi, memindahkan limbah kaca yang dikumpulkan dari berbagai departemen di RSUD Timergara ke lubang limbah tajam pada 6 Desember 2020. © Khaula Jamil/MSF
Dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam secara global, terutama di daerah perkotaan, sangat penting untuk memiliki sistem pengelolaan limbah yang efektif selama bencana alam. Hal ini membantu memfasilitasi proses pemulihan yang lebih lancar dan berkontribusi dalam menjaga lingkungan hidup yang aman dan berkelanjutan, serta mengurangi risiko bencana di masa depan dan degradasi lingkungan. Di antara aspek-aspek penting dalam pengelolaan limbah bencana, memastikan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan adalah prioritas utama. Salah satu bidang utama yang dikembangkan oleh tim proyek Emergency Hub (E-Hub) dari Dokter Lintas Batas (Médecins Sans Frontières/MSF) di Indonesia adalah Kesehatan Lingkungan, dengan fokus pada Air, Sanitasi, dan Kebersihan (WASH) serta Pengelolaan Limbah di fasilitas kesehatan selama situasi darurat.
Memastikan kesehatan dan keselamatan para petugas tanggap darurat sangat penting untuk keberhasilan inisiatif pengelolaan limbah selama keadaan darurat dan harus diintegrasikan sejak awal. Persyaratan minimum harus mencakup:
-
Memastikan kesehatan dan keselamatan para petugas tanggap darurat sangat penting untuk keberhasilan inisiatif pengelolaan limbah selama keadaan darurat dan harus diintegrasikan sejak awal. Persyaratan minimum harus mencakup:
-
Memastikan pengawasan pengelolaan limbah bencana oleh petugas yang berpengalaman yang secara efektif menerapkan protokol keselamatan.
-
Menyediakan alat pelindung diri (APD) untuk semua orang yang terlibat, termasuk staf di pusat kesehatan, rumah sakit, dan masyarakat setempat yang terlibat dalam pembersihan puing-puing.
-
Melengkapi petugas dengan APD yang penting, termasuk sepatu bot, topi, sarung tangan, baju terusan, dan masker, untuk mengurangi potensi bahaya.
-
Merancang tempat penanganan limbah dengan mempertimbangkan keselamatan, menggabungkan sistem lalu lintas satu arah dan memisahkan kendaraan dari pekerja. Menyediakan fasilitas yang bersih bagi pekerja untuk berganti pakaian dan mandi. Menyediakan alat penghilang debu yang memadai saat menghancurkan puing-puing atau memproses limbah, seperti menggunakan kabut air, sangat penting.
Fasilitas dan peralatan harus dilengkapi dengan mekanisme untuk mengurangi kebisingan, getaran, dan emisi berbahaya, serta dilengkapi pelindung mesin untuk mencegah kecelakaan. Perlu dicatat bahwa kasus tuntutan hukum terkait paparan zat berbahaya selama pekerjaan pembersihan bencana semakin meningkat.
Zubair, seorang pekerja sanitasi MSF, sedang mengumpulkan sampah dari berbagai departemen di rumah sakit DHQ, Timergara, pada tanggal 6 Desember 2020.© Khaula Jamil/MSF
- Risiko Bahan Kimia
-
Paparan kulit terhadap kontaminan seperti pestisida, minyak, dan asam
- Menghirup bahan kimia berbahaya, produk pembakaran yang tidak sempurna, debu, dan serat asbes
- Menelan air permukaan atau air tanah yang terkontaminasi, yang mungkin mengandung bahan organik, logam berat, dan senyawa yang mudah menguap
- Bau yang mengganggu dari penguraian bahan kimia dalam limbah
-
- Risiko Biologis
- Kontak atau konsumsi kotoran, cairan tubuh, atau limbah medis
- Penularan penyakit oleh vektor hewan seperti tikus, nyamuk, dan lalat yang tertarik pada limbah
- Gangguan dari serangga, burung, dan hewan pengerat yang mencari makanan dari limbah
- Risiko Fisik
- Keruntuhan bangunan dan tumpukan sampah
- Luka potong dan gesekan akibat benda tajam dalam sampah
- Api tak terkontrol di tumpukan sampah
- Kecelakaan kendaraan selama transportasi dan pembuangan sampah
- Gangguan akibat asap dan sampah yang tertiup angin
- Risiko Lingkungan Lokal
- Pencemaran tanah akibat limbah yang berbahaya bagi kesehatan
- Pelepasan zat berbahaya ke sumber air
- Emisi gas dari tempat pembuangan sampah akibat pembusukan limbah organik
- Pencemaran udara akibat pembakaran limbah berbahaya
- Infestasi oleh tikus dan serangga
- Sampah yang terbawa angin dan gelombang yang memengaruhi lingkungan
Risiko Umum Terkait Limbah Bencana
Kantong-kantong sampah dikumpulkan dan dibawa ke tempat pemilahan sampah di area kesehatan Lebo 1, zona kesehatan Biyela, sebelah timur Kinshasa. Pengumpulan dan daur ulang sampah plastik yang dilakukan oleh MSF bekerja sama dengan komite manajemen masyarakat bertujuan untuk mengurangi prevalensi penyakit parasit seperti malaria di zona kesehatan Biyela. Hal ini karena tumpukan sampah menciptakan lingkungan yang ideal untuk perkembangan dan perkembangbiakan jentik nyamuk. © Augustin Mudiayi/MSF
Pedoman Peraturan Pengelolaan Limbah Efektif
Dalam semua situasi, termasuk skenario bencana, kepatuhan terhadap peraturan dasar pengelolaan limbah sangat penting. Berikut adalah beberapa peraturan yang harus diikuti:
-
Manajemen Peralatan
Pilih, gunakan, pelihara, dan perbaiki peralatan yang berhubungan dengan kesehatan secara hati-hati untuk meminimalkan timbulan limbah berbahaya.
-
Penanganan Produk Kadaluarsa
Dilarang menggunakan zat kadaluarsa, terutama obat-obatan, kecuali jika diizinkan oleh produsen atau badan terkait setelah pengujian. Produk kadaluarsa, seperti insektisida, hanya boleh digunakan untuk tujuan pelatihan di bawah pengawasan yang tepat.
-
Risiko Obat-obatan Kedaluwarsa
Penggunaan obat-obatan yang telah melewati tanggal kedaluwarsa dapat menimbulkan risiko signifikan, mulai dari berkurangnya kemanjuran hingga efek toksik. Hal ini terutama penting untuk vaksin dan antibiotik, karena penurunan kemanjuran dapat menyebabkan persepsi yang salah tentang keamanan serta perkembangan resistensi antimikroba.
-
Penanganan Limbah yang Tepat
Hindari kesalahan dalam penyimpanan, pemilahan, pengemasan, pengangkutan, dan pembuangan limbah berbahaya yang berhubungan dengan kesehatan, karena dapat berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan.
Contohnya termasuk penyelewengan obat-obatan atau pestisida untuk dijual kembali secara ilegal, pemusnahan yang tidak benar yang menyebabkan polusi air atau udara, dan penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai, yang dapat menghasilkan panas atau gas beracun.
-
Memperhatikan Bahan Berbahaya
Obat-obatan antineoplastik dan bahan penanganannya sangat beracun, sehingga memerlukan perhatian khusus selama penanganan dan pembuangan untuk mencegah dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan.