Skip to main content

    Sudan Selatan: Inisiatif baru untuk mencegah malaria di musim hujan

    Seasonal malaria chemoprevention in South Sudan

    © Peter Bauza 

    Setiap tahun di seantero Sudan Selatan, musim hujan membawa lonjakan besar dalam kasus malaria antara Juli dan November, dengan anak-anak di bawah usia lima tahun menjadi kelompok usia yang paling terdampak. Konflik dan ketidakamanan selama bertahun-tahun telah membuat layanan kesehatan tidak terjangkau oleh banyak orang di seluruh negeri. Faktor ini, ditambah dengan kegiatan pencegahan malaria yang tidak konsisten, telah membuat malaria menjadi penyebab lebih dari sepertiga dari semua kematian di Sudan Selatan.

    Kemoprevensi malaria musiman (Seasonal malaria chemoprevention/SMC) adalah intervensi kesehatan masyarakat yang dapat mengurangi kejadian malaria pada anak-anak selama musim hujan. Intervensi ini telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 2012 di negara-negara dengan transmisi malaria musiman yang tinggi.

    Doctors Without Borders/Médecins Sans Frontires (MSF) melaksanakan implementasi pertama SMC di Sudan Selatan pada tahun 2019 bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), setelah pengalaman ekstensif dengan intervensi serupa di negara lain. Dampaknya, kasus malaria ringan dan parah menurun di antara anak-anak di bawah lima tahun di daerah pedesaan yang ditargetkan di sekitar Yambio, negara bagian Equatoria Barat, begitu juga dengan jumlah kasus rawat inap untuk malaria. Selama intervensi dari Juli hingga Desember 2019, hingga 13.689 anak menerima pengobatan pencegahan malaria bulanan, dan kejadian malaria berat berkurang 77,1 persen di antara balita di Rumah Sakit Daerah Yambio.

    “Anak-anak di bawah usia lima tahun adalah yang paling berisiko mengalami komplikasi dan bahkan kematian jika terinfeksi malaria,” kata Buai Tut Chol, koordinator medis dukungan Doctors Without Borders di Sudan Selatan. “Komplikasi dapat mencakup anemia dan kejang, kehilangan kesadaran, atau tidak dapat berbicara atau berjalan. Di sinilah kemoprevensi malaria musiman memiliki dampak positif dengan mengurangi beban penyakit pada anak-anak.”

    Tahun ini, MSF berencana bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menerapkan SMC di Aweil, negara bagian Bahr El Ghazal Utara, dengan tujuan serupa: untuk mengurangi kasus malaria sederhana dan parah pada anak balita.

    Cara kerja kemoprevensi malaria musiman

    SMC melibatkan pemberian obat malaria sulfadoxine-pyrimethamine dan amodiaquine dalam 3 dosis (dosis sekali sehari selama 3 hari) pada setiap putaran, dengan interval satu bulan dari satu putaran ke putaran berikutnya, untuk semua anak di bawah 5 tahun selama musim hujan, ketika risiko penularan malaria paling tinggi.

    Keterlibatan masyarakat sangat penting untuk keberhasilan kampanye, terutama pada awal kampanye SMC, karena Doctors Without Borders bekerja dengan pemimpin lokal untuk memastikan sebanyak mungkin anak terlibat. Doctors Without Borders juga menangani penyakit-penyakit mematikan lainnya bagi anak-anak pada saat yang sama, serta melakukuan skrining malnutrisi, penyakit diare atau vaksinasi campak untuk anak-anak.

    Seasonal malaria chemoprevention in South Sudan

    © Igor Barbero/MSF 

    Pada tahun 2019, tim Doctors Without Borders menjangkau daerah pedesaan hingga 53 kilometer dari Yambio, yang mana bukanlah sebuah tugas yang mudah karena jaringan jalan yang terbatas dan buruk. Namun, itu sepadan dengan segala upaya, seperti yang dijelaskan oleh Koordinator Medis Doctors Without Borders untuk Sudan Selatan, Sara Miro: “Sangat menjengkelkan mengetahui bahwa banyak orang kehilangan layanan medis karena jarak yang jauh ke kota dan sekarat karena penyakit yang sebenarnya dapat dicegah, seperti malaria.”

    Aweil: Kampanye SMC Kedua Doctors Without Borders di Sudan Selatan

    Menyusul keberhasilan implementasi di Yambio, SMC sekarang termasuk dalam strategi malaria nasional baru di Sudan Selatan, dan Doctors Without Borders sedang bersiap untuk meluncurkan kampanye SMC kedua dalam kemitraan dengan Kementerian Kesehatan. Kampanye ini menarget hingga 25.109 anak di bawah usia lima tahun, dalam lima putaran bulanan di kota Aweil di negara bagian Bahr el Ghazal Utara. Tim kesehatan juga akan melakukan skrining gizi buruk dan tes dan pengobatan malaria.

    Upaya ini bertujuan untuk mengurangi beban malaria di kalangan anak-anak, karena tim medis Doctors Without Borders melihat jumlah luar biasa atas kasus anak dengan malaria di Rumah Sakit Aweil State setiap tahun. Dari 2016 hingga 2020, tim Doctors Without Borders di rumah sakit telah mendiagnosis dan merawat hampir 40.000 anak dengan malaria, termasuk lebih dari 3.000 anak di bawah lima tahun dengan malaria berat.

    Hampir setiap tahun, kita harus memperluas bangsal anak di Rumah Sakit Daerah Aweil dengan tenda sementara untuk menampung ratusan anak yang sakit parah akibat malaria selama musim hujan. Kemoprevensi malaria musiman adalah salah satu cara kami berharap untuk mengurangi beban ini pada anak-anak dan keluarga mereka, dan kami berharap ini akan diperluas lebih lanjut.
    Jean Stowell, kepala misi Sudan Selatan

    SMC bukan satu-satunya intervensi yang diperlukan untuk mencegah malaria di Sudan Selatan. Sangat penting bagi masyarakat untuk memiliki kelambu berinsektisida dan bahwa fasilitas kesehatan primer menerima tes diagnostik cepat dan obat malaria dalam jumlah yang cukup sebelum musim hujan tiba, serta pengawasan yang mereka butuhkan untuk mengobati malaria dengan benar di tingkat masyarakat. Upaya pengendalian nyamuk juga diperlukan, yang dapat dilakukan melalui penyemprotan residu dalam ruangan, misalnya.

    “Kegiatan pencegahan malaria harus menjadi prioritas dukungan internasional di Sudan Selatan, termasuk kemoprevensi malaria musiman,” kata Stowell. “Kami berharap aktor kesehatan lain akan mengadopsi pendekatan ini dan memastikan bahwa intervensi tersebut ditingkatkan di seluruh negeri.

    Pada Juli 2020, setelah lebih dari 14 tahun dan dengan perbaikan dalam situasi kesehatan dan kemanusiaan secara keseluruhan dan kembalinya penyedia layanan kesehata ke daerah tersebut, Doctors Without Borders menutup proyeknya di Yambio, negara bagian Equatoria Barat. Kami tetap siap untuk merespon jika kondisi memburuk dan kebutuhan darurat muncul.

    Sejak 2008, Doctors Without Borders telah menjalankan departemen pediatrik dan bersalin di Rumah Sakit Daerah Aweil (dijalankan oleh Kementerian Kesehatan). Ini adalah satu-satunya rumah sakit untuk populasi lebih dari 100.000 jiwa di kota Aweil dan lebih dari 1 juta orang di negara bagian Bahr el Ghazal Utara. Di seantero Sudan Selatan, Doctors Without Borders merawat 22.400 orang karena malaria dalam tiga bulan pertama tahun 2021.

    Doctors Without Borders saat ini bekerja di total 13 proyek di seluruh Sudan Selatan.

    Categories