Siaran Pers: Yuk, Kelola Kesehatan Mental Kita selama Pandemi
Sudah hampir dua tahun sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, dan sayangnya belum ada tanda-tanda pandemi ini akan benar-benar hilang dalam waktu dekat. Risiko tertular dan sakit tetap ada, meskipun cakupan vaksinasi membaik dan kurva penularan mulai mendatar, hal ini memberikan sedikit harapan kepada masyarakat.
Namun, ketidakpastian tentang akhir pandemi membuat penantian terasa sangat lama. Penantian seperti ini berdampak pada kesehatan, khususnya kesehatan mental. Dampak psikologis ini berdampak menyerang hampir pada setiap individu di muka bumi ini, terutama mereka yang telah terinfeksi COVID-19 atau kehilangan orang-orang yang mereka cintai karena penyakit ini. Hari ini, MSF di Indonesia meluncurkan buku aktivitas tentang kesehatan mental selama pandemi di ruang Coworkinc. – sebagai kolaborator acara peluncuran.
Menurut drg. A. Hadijah Pandita, M.Kes. – Subkoordinator Sub-Substansi Kesiapsiagaan, Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI), peluncuran buku terkait kesehatan mental dari sebagai bentuk kerja sama MSF di Indonesia dengan Kementerian Kesehatan, khususnya Pusat Krisis Kesehatan, merupakan hal yang baik dalam hal mengedukasi masyarakat mengenai kesehatan mental di masa pandemi.
"MSF telah mendukung Kementerian Kesehatan melalui kegiatannya yang melibatkan masyarakat sebagai subjek yang mandiri terhadap kesehatannya sendiri, bukan sebagai objek. Hal ini sangat penting karena masyarakat sebagai garda terdepan dapat melakukan self-assessment dan edukasi,” ujarnya lagi.
Dampak psikologis ini harus ditangani dengan hati-hati agar tidak menimbulkan masalah baru di masyarakat. Melihat hal tersebut, tim MSF di Indonesia menginisiasi cara untuk menangani masalah kesehatan mental di masa pandemi dalam bentuk buku sebagai salah satu intervensi kesehatan mental di Indonesia. MSF di Indonesia juga bertujuan untuk menggabungkan pendekatan holistik terhadap kesehatan mental dalam semua proyek dan programnya.
“Ini merupakan salah satu komitmen MSF Indonesia dalam Nota Kesepahaman dengan Kementerian Kesehatan RI. Kami mendukung pemerintah dengan membangun kapasitas nasional dan lokal, antara lain melalui kerja sama kami dalam program kesehatan remaja dan respons terhadap pandemi COVID-19 di Indonesia – dan buku ini adalah contoh yang tepat,” kata Jesper Hildebrandt Brix, Direktur MSF Indonesia.
Jesper juga menambahkan, dalam upaya mengurangi dampak negatif dari pandemi, MSF memberikan pelatihan pelatih kepada para pekerja garda terdepan di wilayah program, kader telah dilatih tentang pasien isolasi mandiri, dan memberikan pendidikan kesehatan mental dan mereka diberikan alat untuk memfasilitasi kegiatan. Dan salah satu alatnya adalah buku yang diluncurkan hari ini.
Buku yang berjudul "Sejahtera selama Pandemi" ini dapat digunakan oleh orang dewasa sebagai alat untuk memantau kondisi kesehatan mental mereka. Harapannya peluncuran buku ini dapat memberikan dampak yang lebih luas terhadap masyarakat yang merasakan beratnya pandemi.
Selain untuk pemantauan diri, buku ini juga dapat digunakan untuk mengedukasi keluarga, kerabat, dan teman-teman. Untuk peserta yang hadir secara daring dan masyarakat lebih luas, buku dapat diunduh gratis dari situs web di tautan ini. Dan buku dapat dicetak di rumah masing-masing dan diperbanyak, tetapi tidak untuk dijual.