Skip to main content

    MSF luncurkan pusat peningkatan kapasitas untuk kesiapsiagaan dan tanggap darurat di Indonesia

    EHub workshop 1

    MSF mulai bekerja di Indonesia pada tahun 1995 dan telah terlibat dalam berbagai tanggap darurat selama beberapa tahun terakhir. MSF telah merespons bencana alam di Indonesia antara lain gempa bumi yang menghantam Pulau Lombok pada tahun 2018, gempa Sulawesi, tsunami dan longsoran lumpur (likuifaksi) di Palu pada tahun 2018.

    Masih di tahun 2018, letusan gunung Krakatau menyebabkan tsunami yang menerjang pantai Selat Sunda, di mana Kabupaten Pandeglang yang paling terkena dampaknya. Ketika itu tim MSF dapat memberikan dukungan langsung dan berkelanjutan untuk respons lokal. Selain itu, yang terbaru adalah gempa di Sulawesi Barat (Mamuju dan Majene) dan letusan gunung berapi Gunung Semeru di Jawa Barat dan MSF juga melakukan respons darurat untuk dua bencana bersama Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

    Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir MSF juga merespons pandemi COVID-19 di Banten dan Jakarta, dengan fokus pada pengurangan penularan di masyarakat, memperkuat manajemen COVID-19 di Puskesmas, memberikan dukungan kesehatan mental, melatih tenaga kesehatan dan masyarakat, serta mendistribusikan alat kesehatan. Respons tersebut juga mencakup dua kampanye promosi kesehatan digital atau social media berskala besar yang menyampaikan pesan terkait COVID-19 kepada lebih dari 70 juta orang Indonesia.

    Dalam acara hari Kamis, Dody Hermawan ST perwakilan Pusat Krisis Kemenkes menjelaskan lebih lanjut tentang program Disaster Medical Team (DMT) dan menjelaskan, “DMT adalah sekelompok tenaga kesehatan profesional yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. terkena bencana atau wabah. Tahun ini Kemenkes sudah menjangkau 70 kabupaten/kota per September dan terus mencapai target 130 kabupaten/kota hingga akhir tahun."

    Dalam sambutannya, Walter Lorenzi, direktur MSF di Indonesia, menyampaikan tujuan dari proyek ini adalah, “Untuk mendukung Kemenkes dalam meningkatkan manajemen dan tanggap krisis medis,” mengacu pada nota kesepahaman yang ditandatangani dengan Kemenkes.

     

    EHub workshop 2
    EHub workshop 3
    EHub workshop 5
    EHub workshop 4

    Pada tahun 2022-2023, program E-Hub akan fokus pada kolaborasi dan koordinasi dalam manajemen bencana, dan mengembangkan kurikulum pelatihan tanggap bencana yang komprehensif. MSF juga akan menawarkan pelatihan untuk Emergency Medical Team, Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial, Manajemen Data dan GIS, serta Sanitasi dan Kebersihan Air selama bencana.

    “Adalah tugas kita untuk merespons keadaan darurat dan melakukannya sebaik mungkin,” kata Andrea Ciocca, koordinator proyek MSF E-Hub. “Selama acara, kami telah memaparkan area yang ingin kami kerjakan. Kami telah mendapatkan masukan dan saran yang bagus dari para peserta. Sekarang kami akan menerjemahkan masukan yang kami terima ke dalam rencana untuk tahun yang akan datang."

    Categories