Skip to main content

    Empat pertanyaan tentang gelombang kedua COVID-19 di India

    Checking patient's temperature. Mumbai, India.

    Dr Ilham memeriksa pasien Pramod di bangsal rawat inap dengan Alat Oksigenasi Hidung Aliran Tinggi (High Flow Nasal Oxygen Equipment/HFNO) di RS Pandit Madan Mohan Malviya Shatabdi yang terletak di bangsal timur Govandi M Mumbai. Doctors Without Borders telah bekerja sama erat dengan perusahaan daerah Mumbai Besar (Municipal corporation of Greater Mumbai/MCGM) untuk skrining, pengumpulan sampel dan diagnosis kasus COVID-19 dan manajemen kasus terkonfirmasi ringan hingga sedang sejak Juni 2020. Doctors Without Borders telah menyediakan HFNO untuk meningkatkan hasil pengobatan di tingkat sekunder dan mengurangi kepadatan fasilitas rujukan tersier. Foto dari tahun 2020. © Abhinav Chatterjee/MSF

    Wabah virus corona baru membuat semua penyedia layanan kesehatan kewalahan. Situasinya memprihatinkan, dengan kurangnya pasokan medis termasuk konsentrator oksigen dan ventilator, serta sumber daya manusia yang terbatas. Doctors Without Borders/Médecins Sans Frontières (MSF) saat ini merespons situasi di Mumbai, ibu kota negara bagian Maharashtra di India barat. Berikut ini kami menguraikan empat pertanyaan dan jawaban tentang krisis COVID-19 saat ini di India

    1.    Seberapa buruk situasi COVID-19 di India?

    India telah mengalami gelombang kedua COVID-19 yang parah selama beberapa minggu terakhir. Jumlah kasus terinfeksi baru yang tercatat mencapai titik tertinggi baru; selama lebih dari seminggu, rata-rata negara tersebut memiliki sekitar 350.000 kasus baru setiap hari. Hampir 390.000 infeksi baru dicatat kemarin, 29 April - sebuah rekor.

    Fasilitas perawatan kesehatan dan staf di seluruh negeri sedang berjuang untuk mengatasi lonjakan kasus. Laporan keseluruhan menggambarkan rumah sakit mengalami kekurangan tempat tidur untuk pasien dengan kasus parah, kekurangan pasokan oksigen, dan kekurangan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati bentuk COVID-19 ringan, sedang dan parah.

    Akses keseluruhan ke perawatan kesehatan saat ini dikompromikan. Di Mumbai, perawatan untuk COVID-19 dilakukan di rumah sakit khusus, tetapi perawatan untuk non-COVID-19 berada dalam tekanan, karena seluruh sistem kesehatan sedang menghadapi krisis ini.

    Patient getting discharged

    Kanchan Baburao Hulangare, seorang pasien, keluar dari rumah sakit dan dengan senang hati pulang ke rumah setelah sembuh dari COVID-19. Doctors Without Borders telah bekerja sama erat dengan Perusahaan Daerah Mumbai Besar (Municipal corporation of Greater Mumbai/MCGM) untuk skrining, pengumpulan sampel, dan diagnosis kasus COVID-19 dan pengelolaan kasus terkonfirmasi ringan hingga sedang di rumah sakit sejak Juni 2020. Doctors Without Borders telah menyediakan HFNO untuk meningkatkan hasil pengobatan di tingkat sekunder dan mengurangi kepadatan fasilitas rujukan tersier. Foto dari tahun 2020. © Abhinav Chatterjee/MSF

    2.    Apa sebab peningkatan mendadak kasus di India?

    Ada beberapa faktor untuk menjelaskan lonjakan kasus baru. Dari Oktober 2020 hingga pertengahan Februari 2021, India menyaksikan penurunan infeksi COVID-19 baru. Beberapa ahli kesehatan masyarakat berpikir bahwa hal ini membuat orang percaya pada rasa aman yang palsu, seperti tidak memakai masker dan menjaga jarak fisik lagi. Beberapa ‘acara penyebar super’, seperti rapat umum dan acara sosial, juga cenderung berperan penting dalam peningkatan kasus ini.

    Selain itu, kepadatan penduduk juga sangat tinggi, terutama di kota seperti Mumbai, sehingga sulit untuk menjalankan protokol kesehatan di ruang-ruang publik.

    Saat ini, belum ada cukup bukti untuk mengonfirmasi peran varian SARS-CoV-2 terhadap penyebaran COVID-19 yang tiba-tiba secara eksponensial.

    Dr Sharanya Ramakrishna, medical doctor taking a swab sample. Mumbai, India.

    Dr Sharanya Ramakrishna mengambil sampel usap di area pengambilan sampel Puskesmas Khusus COVID-19 di RS Pandit Madan Mohan Malviya Shatabdi yang terletak di bangsal timur Govandi M Mumbai. Doctors Without Borders telah bekerja sama erat dengan perusahaan daerah Mumbai Besar (Municipal corporation of Greater Mumbai/MCGM) untuk skrining, pengumpulan sampel, dan diagnosis kasus COVID-19 dan pengelolaan kasus terkonfirmasi ringan hingga sedang di rumah sakit sejak Juni 2020. Foto dari tahun 2020. © Abhinav Chatterjee/MSF

    3.    Apa yang dilakukan Doctors Without Borders untuk merespons krisis tersebut?

    Tim kami saat ini bekerja di Mumbai untuk merespons krisis:

    Kami memiliki tim dokter dan perawat yang bekerja di pusat kesehatan khusus COVID-19 di kota. Pusat tersebut, yang dioperasikan bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Mumbai Besar, terdiri dari dua tenda, masing-masing berkapasitas 1.000 tempat tidur, untuk memberikan perawatan kepada orang-orang dengan COVID-19 sedang dan parah.

    Kami meningkatkan skrining, perlindungan, pengujian dan kegiatan rujukan untuk pasien tuberkulosis yang resistan terhadap obat (DR-TB). Tim MSF memastikan kesinambungan perawatan untuk lebih dari 2.000 pasien TB-DR yang dirawat di klinik independen MSF dan rumah sakit Shatabdi.

    (Perlindungan terdiri dari menciptakan 'zona hijau', atau zona aman, di mana individu yang lebih rentan terhadap COVID-19 dilindungi dari potensi sumber infeksi. Area tempat mereka tinggal dapat berada di dalam rumah atau di lokasi terpisah, di lingkungan tempat tinggal mereka. Selama fase perlindungan orang-orang ini harus memiliki interaksi fisik seminimal mungkin dengan kerabat dan anggota komunitas lainnya.)

    Kami juga menyebarkan pesan promosi kesehatan di komunitas, bersama dengan kegiatan air dan sanitasi, di lingkungan bangsal timur-M Mumbai. Promosi kesehatan di tingkat masyarakat, termasuk melalui saluran digital, juga merupakan bagian dari pencegahan terhadap mereka yang paling rentan agar tidak tertular di permukiman informal yang padat penduduk.

    Handwashing

    © Abhinav Chatterjee/MSF

    4.    Apa yang paling dikhawatirkan oleh Doctors Without Borders?

    Kami memiliki tiga kekhawatiran utama tentang situasi saat ini:

    Orang yang rentan: Kami berfokus pada kelompok rentan yang memiliki penyakit lain, seperti diabetes, HIV dan/atau TB. Pekerjaan kami mencakup memberi tahu orang-orang ini tentang tindakan perlindungan apa yang harus diambil dan bahwa mereka memiliki sarana untuk melindungi diri mereka sendiri.
     
    Infeksi pada staf perawatan kesehatan dapat terjadi dengan mudah dalam situasi ketika staf kewalahan oleh banyak pasien. Hal ini dapat menyebabkan tenaga kerja berkurang dan kelelahan. Keselamatan bagi petugas kesehatan harus menjadi prioritas utama di setiap fasilitas kesehatan karena mereka adalah garis pertahanan pertama dalam pandemi.

    Akses tepat waktu ke kualitas perawatan medis, termasuk terapi oksigen: Lonjakan kasus COVID-19 parah menyebakan peningkatan jumlah orang yang membutuhkan rawat inap dan terapi oksigen. Karena alasan inilah MSF mulai mendukung rumah sakit khusus COVID-19 di Mumbai, termasuk dengan mendonasikan 10 alat HFNO ke fasilitas tersebut, untuk mendukung terapi oksigen.

    Doctors Without Borders sebelumnya telah merespons COVID-19 di berbagai negara bagian di India, termasuk di Bihar, tempat kami merawat orang dengan kasus COVID-19 ringan hingga sedang di fasilitas perawatan berkapasitas 100 tempat tidur di Patna, pada Juni 2020.

    Tim Doctors Without Borders juga memberikan perawatan kepada orang-orang dengan penyakit sedang di fasilitas berkapasitas 1.100 tempat tidur di Mumbai, yang ditutup pada pertengahan Februari 2021.

    Giving masks and soaps to street hawkers. Mumbai, India.

    Edukator Kesehatan Masyarakat Ganpat dalam kegiatan Promosi Kesehatan yang dilakukan oleh Doctors Without Borders di kawasan kumuh Govandi Timur di Mumbai, guna mencegah penyebaran COVID-19. Lebih dari 400.000 jiwa yang tinggal di daerah ini dengan risiko tinggi penularan COVID-19, Doctors Without Borders memulai aktivitas promosi kesehatan pada Juni 2020 dengan menargetkan populasi ini. Kegiatan utamanya adalah distribusi masker dan menginformasikan langkah-langkah pencegahan seperti cuci tangan dan belajar cara mengidentifikasi gejala awal. Edukator Kesehatan Masyarakat Ganpat memberikan pendidikan pencegahan dan perleangkapan kebersihan (10 masker dan 8 sabun) kepada para pedagang asongan di jalan-jalan permukiman kumuh timur Govandi. Foto dari Agustus 2020. © Abhinav Chatterjee/MSF