Skip to main content
    maternal health

    Ramadan ini,

    kami terus menyediakan layanan kesehatan untuk ibu dalam krisis.

    Di negara-negara yang dilanda perang seperti Afghanistan, Yaman dan Suriah, para ibu berjuang untuk bertahan hidup.

    Para ibu yang terjebak dalam krisis.

    Tidak mundah menjadi seorang ibu.

    Bahkan lebih sulit untuk menjadi seorang ibu dalam krisis. Tim medis kami terus memberikan perawatan medis darurat.

    Yaman, Afghanistan, dan Suriah, para ibu menghadapi situasi yang tidak pasti dan kurangnya akses ke perawatan kesehatan. Mereka seringkali meninggal karena berbagai masalah kesehatan ibu seperti perdarahan, sepsis, komplikasi tekanan darah tinggi, dan persalinan lama.

    Ada ibu-ibu yang menjerit kesakitan dan bayi yang baru lahir mengembuskan napas terakhir, hanya karena mereka tidak dapat mengakses perawatan medis dasar.
    Monica Costeira, Dokter Spesialis Anak

    Bagaimana Anda bisa merawat anak dalam kondisi seperti itu?

    Ramadan ini, kami terus menyediakan layanan kesehatan untuk ibu dalam krisis

    Di negara-negara yang dilanda perang seperti Afghanistan, Yaman dan Suriah, para ibu berjuang untuk bertahan hidup.

    Di Afghanistan, ribuan perempuan kehilangan nyawa saat melahirkan setiap tahun. Sekarang semakin banyak perempuan di negara ini yang tidak memiliki layanan kesehatan. Tetapi di rumah sakit Doctors Without Borders, para ibu diselamatkan setiap hari.

    Kunduz seperti kota kecil. Bukan kota dengan gedung-gedung tinggi. Kami ada di sana, menyediakan operasi penyelamatan jiwa untuk area yang sangat luas. Dan bayangkan saja, ketika dibom, dampak hilangnya layanan kesehatan dan layanan trauma bagi warga sipil, mereka sangat terpengaruh. Inilah mengapa masyarakat sangat marah ketika rumah sakit itu dibom, karena jika mereka mengalami kecelakaan dan mereka tidak punya uang, ke mana mereka bisa pergi?
    Kamarul Al Haqq, Ahli Bedah Ortopedi

    Di negara lain seperti Yaman, Republik Afrika Tengah, Bangladesh, ini adalah pekerjaan yang kami lakukan: perawatan kesehatan yang menyelamatkan jiwa untuk ibu, dan siapa pun yang membutuhkan.

    Pekerjaan kami tidak hanya memberikan bantuan medis, tetapi ini juga merupakan tindakan solidaritas.

    Di banyak negara ini, ada banyak komunitas Muslim dengan berbagai tradisi unik, tidak terbatas pada makanan, yang mengakar kuat dalam budaya mereka. Beberapa hari sebelum penampakan bulan, warga Yaman mendekorasi rumah mereka dan berbelanja makanan yang disediakan khusus untuk bulan Ramadan. Tapi ini tidak terjadi pada Aafia, salah seorang dari ribuan pengungsi yang berlindung di Kegubernuran Marib, Yaman.

    “Kami tidak memiliki selimut untuk menutupi tubuh kami. Anak-anak saya tidak punya baju hangat dan saya tidak punya cukup makanan untuk memberi mereka makan," kata Aafia kepada Doctors Without Borders pada Januari 2022.

    Bayangkan hidup seperti ini selama bulan puasa seperti Ramadan. Banyak ibu yang terjebak dalam konflik takut tidak hanya untuk kehidupan mereka, tetapi juga untuk kehidupan anak-anak mereka.

    FAQs

    Mengapa saya harus mendukung Doctors Without Borders?

    Sebagai organisasi kemanusiaan medis darurat, Doctors Without Borders memberikan bantuan kepada mereka yang paling rentan dan berdasarkan kebutuhan medis saja. Dukungan Anda memberi kami kebebasan untuk menanggapi keadaan darurat di seluruh dunia. Kami tidak memihak dan tidak melakukan diskriminasi berdasarkan kebangsaan, ras, jenis kelamin, keyakinan agama, identitas, golongan atau pendapat politik. Kami adalah organisasi nirlaba, kami memberikan bantuan medis gratis dan berkualitas kepada orang-orang yang membutuhkan.

     

    Bagaimana Doctors Without Borders menggunakan donasi Anda?

    Untuk setiap jumlah yang Anda sumbangkan, 81% langsung digunakan untuk memberikan bantuan medis yang menyelamatkan jiwa kepada orang-orang yang paling membutuhkan di seluruh dunia, termasuk di Yaman. Hanya sekitar 14% dari donasi yang diterima diinvestasikan kembali dalam penggalangan dana dan 5% digunakan untuk biaya manajemen dan administrasi. Mempertahankan standar ini adalah prioritas kami untuk memastikan bahwa dukungan Anda membantu meringankan penderitaan dan menyelamatkan nyawa dalam berbagai proyek kami di lebih dari 70 negara di seluruh dunia.

    Pada 2019, 59% pengeluaran program dihabiskan di Afrika, 29% dihabiskan di Asia dan Timur Tengah, dan sisanya di Eropa, Amerika, dan Oseania. Kami paling banyak menggunakan dana di Republik Demokratik Kongo, Sudan Selatan, Yaman, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Irak, Suriah, Afghanistan, Lebanon, dan Bangladesh.

    Laporan Keuangan Internasional (LINK) memberikan rincian lebih lanjut tentang distribusi geografis pengeluaran. Ini juga memberikan rincian pengeluaran dan pendanaan untuk semua negara di mana Doctors Without Borders memiliki kegiatan program yang signifikan pada tahun tertentu.

    Apa saja nilai atau prinsip Doctors Without Borders?

    Sejak 1971, Doctors Without Borders telah beroperasi dengan komitmen yang sengit—dan menantang—untuk independensi, imparsialitas, dan netralitas.

    Prinsip-prinsip inilah yang memungkinkan kita merespons keadaan darurat dengan cepat dan memberikan perawatan medis yang menyelamatkan jiwa dalam situasi di mana banyak organisasi lain tidak dapat atau tidak mau. Komitmen ini memastikan bahwa kita dapat membantu orang yang paling membutuhkan, daripada mengikuti prioritas lain—apakah itu prioritas politisi, penyandang dana, atau media.

    Etika kedokteran menjadikan kewajiban kita untuk memberikan bantuan medis tanpa menimbulkan kerugian dan membantu semua orang yang berada dalam bahaya. Sangat penting bagi Doctors Without Borders bahwa stafnya berhubungan langsung dengan pasien dan dengan masyarakat tempat mereka bekerja. Pekerjaan kami tidak hanya untuk memberikan bantuan medis: itu juga merupakan tindakan solidaritas.

    Kami percaya bahwa prinsip-prinsip yang kami perjuangkan ini selaras dengan prinsip-prinsip amal Islam.

    Related articles

    Setahun selepas serangan ke atas wad ibu bersalin Dasht-e-Barchi
    Setahun selepas serangan ke atas wad ibu bersalin Dasht-e-Barchi
    Pada 12 Mei 2020, wad bersalin hospital Dasht-e-Barchi di Kabul, Afghanistan, diserang. Seramai 24 orang terbunuh, menurut sumber rasmi. Pada 15 Jun, ...
    Yaman: Tidak selalu peluru yang membunuh orang
    Yaman: Tidak selalu peluru yang membunuh orang
    Monica Costeira adalah dokter anak di unit neonatal rumah sakit ibu dan anak Al-Qanawis yang didukung oleh Doctors Without Borders di Hodeidah, Yaman....
    Memberikan layanan medis penting di Afghanistan
    Memberikan layanan medis penting di Afghanistan
    Terlepas dari situasi sulit dan berita tentang orang-orang dan organisasi yang keluar dari Afghanistan secara massal, Doctors Without Borders / Médeci...
    Yaman: Malnutrisi parah meningkat di antara anak-anak di Abs
    Yaman: Malnutrisi parah meningkat di antara anak-anak di Abs
    Tim Doctors Without Borders/Médecins Sans Frontières (MSF) di Yaman utara umumnya melihat lebih banyak anak dengan kasus malnutrisi parah di waktu sep...
    Afghanistan: Ditengah ketidakpastian, rumah sakit tetap penuh
    Afghanistan: Ditengah ketidakpastian, rumah sakit tetap penuh
    Setelah perpindahan kekuasaan yang cepat di Afghanistan terjadi perubahan besar dalam konteks kesehatan. Doctors Without Borders/Médecins Sans Frontir...
    Suriah Barat Laut: Jutaan orang bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup
    Suriah Barat Laut: Jutaan orang bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup
    Muhammad Hassan dan keluarganya mengungsi ke sebuah kamp di barat laut Suriah ketika rumah mereka dihancurkan oleh pemboman hebat pada tahun 2019. Muh...